Kabar menggembirakan datang dari program studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Salah satu alumninya bernama Mohammad Imam Muchyddin ST mendapatkan beasiswa penuh dari BPI Kemendikbudristek untuk melanjutkan studi pada jenjang S2 di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS).
Di luar keinginan besarnya untuk lanjut studi, Imam juga mendapatkan dukungan penuh dari dosen pembimbingnya yakni Indah Sulistiyowati ST MT dan Dr Ir Jamaluddin MM. "Ketika saya menyampaikan keinginan saya untuk lanjut studi, mereka mendukung penuh saya. Beliau berpesan agar saya tetap semangat dan benar-benar niat untuk melanjutkan studi," ujarnya.
Baca juga: Kuliah Perdana FBHIS: Mahasiswa Diharapkan Bisa Mendukung Masa Depan Keuangan Indonesia
Dan benar, lanjutnya, Imam memulai daftar S2 sejak Desember tahun lalu bisa terwujud sekarang. Tapi juga ada beberapa kegagalan yang terjadi. "Awalnya saya berambisi untuk mendapatkan LoA dari kampus impian saya. Lalu saya mencoba jalur reguler karena saya belum mendapatkan beasiswa. Setelah itu dia mengajukan surat untuk tunda studi di tahun depan, barulah saya mencari programnya," lanjut Imam.
Ada tiga jalur beasiswa yang Imam coba
Yang pertama yaitu LPDP yang iya jajal sekitar Februari tahun lalu. Namun Saat berada di tahap akhir Imam gagal karena nilainya yang sedikit dibawa standar passing grade.
Lalu, Imam juga mengikuti seleksi BPI (Beasiswa Pendidikan Indonesia) yang berada di bawah naungan Kemendikbudristek namun sumber pendanaan berasal dari LPDP. Dalam seleksi BPI ini, Imam memilih skema mahasiswa prestasi atau Beasiswa Indonesia maju (BIM). Salah satu syarat untuk mendaftar ini minimal harus mempunyai prestasi di tingkat nasional atau internasional.
"Alhamdulillah saya dulu memiliki sertifikat nasional dari Kemendikbud yaitu KMHE, dan satu lagi sertifikat dari Shell saat saya mendampingi teman-teman IMEI di Mandalika," lanjut alumni lulusan 2021 ini.
Baca juga: Capacity Building PDM Sidoarjo Bahas Wasiat KH Ahmad Dahlan
Setelah itu, Imam juga melengkapi berkas administrasi dengan teliti seperti essay, portofolio, prestasi, dan lainnya. Namun seusai mengumpulkan berkas, Imam tidak menerima informasi lebih lanjut dari pihak BPI. Dari situlah Imam beranjak ke program lain bernama beasiswa unggulan. Ia mendaftar untuk berjaga-jaga ketika ia gagal di beasiswa BPI tadi.