Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Gowa, Sulawesi Selatan akhir-akhir ini menghebohkan masyarakat lantaran ditemukannya 17 tersangka sindikat pembuatan dan penyebaran uang palsu yang ternyata sudah berjalan sejak 2010 lalu.
Lihat juga: Umsida dan Ummat Gelar FGD Literasi Keuangan, Bahas Kelanjutan MoU 2023
Kasus ini berawal dari adanya laporan masyarakat yang merasa ada uang kertas palsu yang diedarkan.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian, ternyata pembuatan uang palsu tersebut dilakukan di salah satu lobi perpustakaan kampus yang terdapat alat porduksi uang seberat lebih dari dua ton.
Pakar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dari program studi Akuntansi, Dr Imelda Dian Rahmawati SE Ak MAk turut memberikan tanggapannya terhadap kasus tersebut.
Menurutnya, kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar yang digagas oleh pihak perpustakaan itu menjadikan dunia pendidikan tinggi tercoreng.
Dari 17 orang tersangka dan 3 orang yang masih yang masih dalam pencarian (DPO) ini diketahui memiliki latar belakang berbeda-beda, mulai dari dosen hingga pegawai bank BUMN.
"Perpustakaan yang mempunyai fungsi edukasi, sumber informasi, penunjang riset, publikasi, dan lainnya, menjadi sorotan berbagai pihak karena kasus tersebut,"ujar dosen yang akrab disapa Dr Imel itu.
Uang Palsu dan Ciri-Cirinya
Dosen yang juga menjadi Direktur Keuangan Umsida itu menjelaskan, "Sebenarnya sulit untuk membuat uang palsu yang persis bank. Terlepas dari secanggih apapun alat dan teknologi pembuatannya,".