Lihat ke Halaman Asli

UmsidaMenyapa1912

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Jadi Guru Besar Perempuan Kedua Umsida, Dosen Ini Dalami Manajemen Rantai Pasok

Diperbarui: 24 Desember 2024   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Humas Umsida

Prof Dr Hana Catur Wahyuni ST MT, dosen program studi Teknik Industri sekaligus wakil rektor 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) baru saja meraih gelar guru besar.

Lihat juga: Rekam Jejak Dr Tarman Hingga Resmi Jadi Guru Besar Umsida

Ambil Bidang Manajemen Rantai Pasok

Dr Hana, sapaan akrabnya, memilih manajemen rantai pasok sebagai bidang kepakaran yang berfokus pada halal supply chain. Bidang ini sudah ia tekuni sejak mengenyam studi S1 hingga S3 serta hasil-hasil penelitiannya. 

"Ini lebih diilhami karena di rantai pasok terdapat kompleksitas masalah dalam lingkup teknik industri yang menarik untuk diselesaikan," ujar guru besar lulusan S3 ITS itu.

Karena, tambah Dr Hana, dalam rantai pasok mengkoordinasikan banyak aktor, seperti supplier, prosesor, distributor, dan retail. Selain itu, manajemen rantai pasok merupakan ilmu yang sudah lama ada. 

Tapi dengan kompleksitas permasalahan seperti saat ini, dengan banyaknya unsur kebijakan yang ada dan pola perubahan ekonomi orang, membuat rantai pasok perlu dilakukan penetrasi dan perhatian lebih khusus agar semua komponen yang terlibat di dalam rantai pasok suatu produk lebih terkoordinir.

"Apalagi konsentrasi saya ada di halal supply chain yang lebih mengarah pada bagaimana menjaga produk ini tetap halal selama di rantai pasoknya," kata Dr Hana.

Menurutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa bisa saja terjadi adanya perubahan status halal, dari halal menjadi tidak halal. Perubahan status tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti transportasi atau proses pendistribusian.

"Jadi tidak berarti bahwa makanan halal itu jika berasal dari bahan yang halal maka produk tersebut halal untuk dikonsumsi. Dia akan diproses terlebih dahulu yang bisa  menjadi resiko produk tersebut menjadi tidak halal," jelas dosen prodi Teknik Industri itu.

Itulah yang ingin Dr Hana kembangkan sehingga baik akademisi maupun praktisi benar-benar memahami cara menjaga kehalalan suatu produk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline