Beberapa waktu lalu, viral seorang mahasiswa kedokteran melakukan aksi bunuh diri yang diduga dengan menyuntikkan obat penenang. Kejadian itu terjadi di kamar kosnya.
Banyak warganet yang menyayangkan kejadian itu. Ditambah lagi, penyebab peristiwa bunuh diri itu lantaran korban mengalami perundungan. Padahal instansi pendidikan merupakan tempat untuk mengenyam pendidikan dan selayaknya juga menjadi tempat yang nyaman.
Baca juga: Riset Dosen Umsida Jelaskan 8 Peran Sekolah untuk Mengatasi Bullying
Melihat kejadian itu, pakar psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Zaki Nur Fahmawati MPsi Psikolog turut memberikan tanggapannya.
Dampak perundungan yang fatal
Menurut dosen yang akrab disapa Zaki itu menjelaskan bahwa perundungan bisa menyebabkan berbagai dampak psikologis, mulai yang ringan sampai yang serius. Misalnya kecemasan, perasaan tidak berarti atau tidak berharga dan depresi.
"Mereka yang merasakan perundungan intens, baik fisik, verbal maupun emosional, bisa kehilangan rasa kepercayaan diri, harga diri rendah, perasaan terisolasi dan meyakini kalau situasinya tidak akan bisa membaik," ujarnya.
Perasaan-perasaan negatif ini, paparnya, dapat memicu pikiran untuk bunuh diri sebagai pelarian dari rasa sakit yang dirasakan. Korban juga cenderung malu dan khawatir untuk berbicara secara terbuka tentang pengalamannya. Hal ini akan memperparah perasaan negatif sehingga korban merasa tidak ada jalan keluar lain selain bunuh diri.
Tanda psikologis orang yang mengalami perundungan
Korban dapat menunjukkan beberapa tanda psikologis yang mengindikasikan ia mengalami perundungan, misalnya:
- Menarik diri dari pergaulan
- Kehilangan minat untuk mengikuti kegiatan yang biasanya mereka nikmati
- Gangguan tidur dan makan
- Prestasi akademik yang menurun
- Gejala fisik seperti sakit kepala atau sakit perut tanpa sebab yang jelas.
- Gejala emosi yang tidak stabil seperti cemas, mudah marah, terlalu sensitif dengan berbagai situasi yang ditemui.
"Korban bullying memiliki karakter khas sehingga orang dengan karakter ini lebih rentan terhadap dampak bullying," tuturnya.
Karakternya adalah adanya masalah kesehatan mental sebelumnya (seperti depresi atau kecemasan), rendahnya harga diri, kurangnya keterampilan sosial, dan kurangnya daya dukung sosial.