Lihat ke Halaman Asli

Tidak Ada Mantan Siswa dan Mantan Guru

Diperbarui: 6 September 2024   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pada suatu malam saya mendapat chat dari salah seorang siswa yang dulu pernah saya ajar beberapa tahun yang lalu. Kini ia telah lulus. Dalam chatnya ia mengkomentari status yang saya unggah. Lalu ia bertanya dengan nada heran.

" Lho Bu, panjenengan masih ngesave nomor saya?" Saya segera membalasnya.

"   Iya, kenapa? Saya save sewaktu kamu menghubungi saya akan mengumpulkan ijazah SD pada waku masih di MTs dulu."

" O," jawabnya singkat. Padahal ia juga masih menyimpan nomor saya, terbukti ia bisa melihat status saya. Kenapa ia heran nomornya tersimpan di HP saya? Saya chat lagi ia.

" Kamu sekarang masih kuliah atau sudah kerja?" Saya tidak ingat sudah berapa tahun ia lulus. Yang saya ingat ia lulus beberapa tahun yang lalu.

'Belum lulus Bu, masih kelas 3. Ya ampyunn..."

 Ternyata ia masih kelas 3 di SMK. Saya masih ingat ia termasuk anak yang bandel sewaktu masih menjadi siswa kami. Sering membuat ulah, tidak memperhatikan guru, jarang mengerjakan tugas , membuat gaduh bahkan sering tidur sewaktu pelajaran. Banyak guru yang mengeluh dengan kelakuannya waktu itu. Namanya Satria...

Saya  lanjut chat dia.

" Kamu sudah tidak nakal lagi, kan?"

" Sudah Bu. Sudah tidak nakal lagi. Manut Mamah."

Saya apresiasi ia karena sudah berubah seiring dengan usia dan tingkat kematangan berfikirnya. Kini ia bukan anak kecil lagi, sudah bisa berfikir dan  memilih mana yang baik dan buruk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline