Lihat ke Halaman Asli

Siswa Kota verse Siswa Pinggir Hutan

Diperbarui: 28 Juli 2024   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Anak-anak yang berada di lingkungan kota Madiun, naik mobil itu biasa. Sekarang ke sekolah tidak perlu membawa motor terutama bagi siswa menengah pertama dan sekolah dasar. Orang tua tidak perlu mengantarkan anaknya sampai kesekolah bila tidak tega pergi sendiri di lalu lintas yang padat.


Pemerintah kota Madiun sudah menyediakan mobil gratis bagi para siswa yang berdomisili di Kota Madiun. Mobilnya bagus dan keren. Ada bus yang diberi tulisan Pecel Land yang artinya Kota Pecel, salah satu produk  khas Madiun. Ada juga jenis mobil angkot, namun sudah dicat ulang. Saat ini angkot di Madiun  sudah jarang yang beroperasi. Mobilnya ada yang difungsikan sebagai angkutan gratis untuk anak-anak sekolah.


Dititik-titik tertentu para siswa menunggu datangnya mobil tersebut pada jam yang sudah ditentukan. Orang tua senang, anak-anak mereka pergi dan pulang sekolah tanpa banyak biaya.


Siswa di daerah pinggir hutan.


Di pinggir hutan ? Ya, benar...pinggir hutan. Madrasah kami berada dipinggir hutan diwilayah bagian timur Kabupaten Madiun. Bahkan untuk sampai kemadrasah, kami harus melewati hutan kecil yang panoramanya sungguh indah. Hutan jati dan pohon klampis.


Siswa-siswi madrasah kami dari daerah yang jauh jaraknya. Hampir semua naik motor  atau diantar keluarganya. Tidak ada yang naik sepeda karena jarak madrasah dengan perkampungan lumayan jauh.


Tidak hanya siswa-siswi di Kota Madiun yang naik mobil, siswa-siswi dimadrasah tempat tugas saya yang baru juga ada yang naik mobil. Bukan mobil angkutan gratis. Namun mobil warga yang disewa untuk mengantarkan para siswa untuk berangkat dan pulang dari madrasah. Rumah mereka sangat jauh, didaerah hutan ke arah timur.


Mobil berwarna merah selalu setia mengantar mereka. Mobilnya besar, muat kurang lebih 20 siswa walaupun harus berdempetan dan berdesakan. Mobil tersebut seperti mobil angkotan pedesaan atau 'angdes' yang dulu banyak beroperasi. Saat ini hampir semua masyarakat mempunyai motor atau kendaraan sendiri. Jadi nasib 'angdes' hampir sama dengan 'angkot', sudah tidak laku lagi. Salah satunya difungsikan untuk mengangkut siswa-siswi kami untuk berangkat dan pulang sekolah.  


Wajah-wajah mereka berseri, penuh semangat untuk menuntut ilmu. Mereka  harus bangun pagi dan berangkat menunggu jemputan mobil pada jam 6 pagi. Kalau ada yang kesiangan, pasti semuanya akan terlambat.


Perjalanan mereka sangat menyenangkan. Melewati hutan-hutan yang sangat indah,  udaranya sejuk dan segar, bersih dan tidak ada polusi.  Berangkat ke madrasah bersama-sama sambil bersenda gurau dengan teman-temannya. Didalam mobil itu ada yang kelas 7, 8 dan 9. Anak perempuan duduk di depan dan laki-lakinya dibelakang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline