Lihat ke Halaman Asli

Umi Lestari

Pendidik

Jelajah Literasi di Benteng Van den Bosch Ngawi

Diperbarui: 7 Maret 2024   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelajah Literasi di Benteng Van Den Bosch (dokpri)

MTsN 12 Madun, tempat penulis bertugas,  mempunyai kelas unggulan yang berfokus pada kegiatan literasi. Para siswa kelas literasi ini secara kontinu melakukan kegiatan literasi dasar seputar membaca dan menulis. Tentu untuk menghasilkan tulisan, siswa harus banyak membaca baik membaca buku, media masa, lingkungan maupun membaca alam.

Setelah beberapa waktu berliterasi di lingkungan madrasah, siswa-siswi kami ini mengadakan kegiatan di luar madrasah. Mereka mengadakan serangkaian kunjungan studi dalam tajuk Jelajah Literasi ke berbagai tempat.

Tempat pertama yang dikunjungi adalah Rumah Dinas Bakorwil Kota Madiun, sebuah gedung berarsitek Belanda yang masih terawat dan berfungsi dengan sangat baik. Tentang kunjungan di gedung Bakorwil sudah ditulis di Kompasiana beberapa hari yang lalu. Destinasi selanjutnya setelah dari gedung Bakorwil adalah Benteng Van de Bosch di kabupaten Ngawi.

Perjalanan kami bersama para siswa Kelas Literasi menggunakan bus berukuran sedang dengan daya tampung maksimal 35 penumpang. Kami melewati tol sehingga perjalanannya lebih cepat. Tidak sampai 2 jam kami sudah sampai di tempat parkir Benteng Van den Bosch. Biaya masuk per orang Rp. 10.000.

Benteng  Van den Bosch ini berada didesa Pelem Kabupaten Ngawi. Kami sangat beruntung datang kesini karena pemugaran benteng sudah selesei. Jadi kami bisa memasuki beberapa bangunan yang sudah direnovasi dengan sangat megah. Namun ada juga tembok atau benteng yang masih asli.

Salah satu ruangan di Benteng Van Den Bosch (dokpri)

Dalam sejarahnya, benteng Van den Bosch dibangun oleh Belanda untuk mempertahankan kekuasaannya sekaligus menjaga perdagangan di Jawa Timur. Ngawi merupakan salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur. Lokasi benteng ini sangat strategis, dibangun didekat pertemuan antara sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun.

Suasana  di Benteng Van den Bosch (dokpri)

Pada masa penjajahan Jepang, benteng ini beralih fungsi menjadi penjara. Banyak tawanan yang mendekam dalam bangunan ini. Namun akhirnya tawanan dibebaskan saat Jepang hengkang dari Indonesia.

Di dalam kawasan benteng ini ada sebuah makam yaitu makam KH. Muhammad Nursalim. Beliau merupakan pengikut Pangeran Diponegoro yang tertangkap Belanda. Menurut kabar yang berkembang, beliau dikubur hidup-hidup karena mempunyai ilmu kebal yang tidak mempan saat Belanda menembaknya berkali-kali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline