Bulan Desember 2022 masih tersisa beberapa hari sebelum tahun berganti. Bagi masyarakat Indonesia, Desember tidak hanya identik dengan liburan akhir tahunnya, tapi juga dengan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22.
Para ibu dan keluarga di seluruh penjuru nusantara memperingatinya dengan bermacam kegiatan.
Ada acara kumpul-kumpul pakai kebaya lalu potong tumpeng, ada senam aerobik massal, ada acara berbagi sayuran, ada juga kejutan-kejutan kecil dari keluarga yang pastinya akan membuat Ibu-ibu terharu sepanjang hari.
Ya, meskipun apa yang terjadi sebelum tanggal 22 biasanya juga akan terulang kembali di tanggal 23 Desember sampai 21 Desember tahun berikutnya. Namun, mengumpulkan hormon endorfin seharian saat Hari Ibu sudah cukup membuat akhir tahun terasa bahagia.
Bersamaan dengan gegap gempitanya peringatan Hari Ibu di Indonesia, dunia internasional mengabarkan berita yang kurang sedap mengenai krisis di Inggris.
Negeri yang baru saja ditinggalkan ratunya itu, beberapa bulan terakhir mengalami lonjakan harga yang parah sehingga terjadilah krisis biaya hidup (The cost of living Crisis).
Harga listrik dan energi lain naik tak terkendali, juga harga tempat tinggal dan kebutuhan pokok. Puncaknya, musim dingin pada Desember ini, warga Inggris harus memilih apakah harus membeli energi untuk menghangatkan badan, atau membeli makanan.
Kelaparan, tuna wisma dan kemiskinan semakin merajalela, bahkan banyak wanita yang terpaksa menjadi pekerja seks komersial untuk bertahan hidup.
Adanya pandemi covid-19 dan perang Rusia-Ukraina, diklaim sebagai biang kerok krisis ekonomi di seluruh dunia. Indonesia, tanpa terkecuali juga berhadapan dengan ancaman krisis tersebut.
Namun, sejauh ini daya tahan masyarakat Indonesia bisa diacungi jempol. Meskipun harga-harga juga naik, tapi banyak orang kreatif termasuk para ibu, yang bisa mencari berbagai celah untuk bisa bertahan dan bahkan meningkatkan pemasukkan keluarga.