Lihat ke Halaman Asli

Abdisita Sandhyasosi

Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Ramadan Bulan Menanam

Diperbarui: 31 Maret 2023   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadan Bulan Menanam

Hari ini hari kesepuluh Ramadan. Puteri Ma'e libur berjualan kue. Karena,  tidak ada yang mengantarkan kuenya ke pondok pesantren Al-Ishlah. Ma'e juga libur menulis kisah inspiratif. Meskipun demikian, Ma'e berusaha menulis untuk 'Tantangan Menulis Ramadan.' Kali ini Ma'e ingin menulis 'Ramadan Bulan Menanam'.

Ma'e sudah  hampir  renta. Sudah pensiun menjadi isteri. Karena, Ma'e masih mempunyai tanggungan membiayai anak bungsunya yang mondok maka mau tak mau  Ma'e harus bekerja  mencari nafkah.

Sebelum masa pandemi   Ma'e pernah bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah tetangganya.  Setelah masa pandemi Ma'e tidak lagi bekerja di sana. Sehingga orang mengenalnya sebagai pengangguran.  Namun, sejatinya Ma'e bukanlah pengangguran.  Sehari-harinya Ma'e tetap bekerja, setidaknya bekerja menanam berbagai benih dan bibit tanaman. Ada  jambu kristal,  pisang dan alpukat di halaman rumahnya di desa.  Pepatah Arab  mengatakan bahwa siapa yang menanam maka kelak akan menuai hasilnya alias memanen.

Melalui menanam berbagai benih tanaman Ma'e belajar bersabar.   Setiap hari Ma'e harus  menyiramnya. Pada waktu-waktu tertentu Ma'e harus  memupuknya dan  membersihkannya dari gulma atau hama yang mengganggunya. Sehingga berbagai benihbtanamannya dapat tumbuh subur dan dengan izin-Nya Ma'e dapat memanennya.

Pada bulan Ramadan ini Ma'e tidak hanya menanam berbagai bibit tanaman buah tetapi juga berbagai bibit kebaikan agar kelak di akhirat Ma'e menuai hasilnya.

Hal ini menuntut Ma'e untuk belajar  bersabar dalam ketaatan. Sehingga Ma'e harus  tetap istiqamah berdzikir, bersholawat, beristighfar dan berdoa saat berada di kebun bersama tanaman.

Ketika Adzan berkumandang  Ma'e segera meninggalkan pekerjaannya di kebun dan bersegera menunaikan salat wajib. Sehingga benih cinta Ma'e kepada-Nya  tumbuh subur.

Ma'e  tidsk  tahu mana benih tanaman yang akan  tumbuh subur dan berbuah lebat sehingga dapat Ma'e panen. Ma'e tak  memikirkan  apakah bebit yang  Ma'e tanam  dapat  tumbuh sempurna  atau justru  mati merana. Yang Ma'e lakukan hanyalah  bagaimana agar tanaman-tanaman Ma'e salah satunya kurma bisa  tumbuh optimal.  Mau tak mau Ma'e  harus    menuntut ilmu tentang tanaman kurma agar Ma'e bisa merawat kurmanya dengan sebaik-baik perlakuan. Kemudian  bertawakal. Hasil akhir dari  usaha nya menanam Ma'e serahkan    kepada-Nya saja.

Dunia ini  adalah ladang tempat orang  bercocok tanam. Oleh karena itu dpada bulan Ramadan  ini Ma'e mengajak dirinya  sendiri untuk menabur  benih-benih kebaikan sebanyak yang ia  mampu.

Dalam menanam benih kebaikan, seseorang harus melakukannya  dengan niat untuk meraih rida-Nya semata.  Sebab tanpa sebanyak apapun amal kebajikan seseorang tidak akan mengantarkannya masuk surga kecuali dengan rahmat-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline