Lihat ke Halaman Asli

Abdisita Sandhyasosi

Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Ramadhan di Madinah

Diperbarui: 27 Maret 2023   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ananda Izhar di Madinah. Dokpri.

Beribadah puasa  di bulan Ramadhan di negeri orang tentulah berbeda dengan beribadah puasa di negeri sendiri. Namun, sunah-sunahnya tetap sama. Sehingga harus dijalankan dengan baik.

Ramadhan tahun  ini adalah Ramadhan kali  pertama  ananda Izhar di  perantauan,  tepatnya di kota  Madinah,  tempat ananda menimba ilmu syariah di  Universitas  Islam  Madinah. Dan pada Ramadhan  ini pula ananda  telah berbuka puasa di bulan  Ramadhan kelima kalinya  tanpa orang tua, saudara dan  teman-teman di Ma'had  Al-Irsyad Bondowoso.  Tanpa makanan  favorit yang  biasa  ananda buat sendiri di rumah, seperti  roti diberi telur setengah matang, selada,  irisan buah tomat mayonais dan saos.

Meskipun  Ramadhan tanpa handai taulan, hal itu tidak menurunkan semangat ananda untuk beribadah puasa. Bahkan ananda semakin semangat beribadah puasa di  bulan penuh berkah. Karena, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga selalu bersemangat dalam beribadah di bulan Ramadhan, sebagaimana hadits berikut ini. Dari Ibnu Abbas Ra. ia berkata, Rasulullah   shalallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling semangat dalam beribadah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan di mana beliau selalu ditemui malaikat Jibril dan setiap malam Jibril datang lebih semangat dalam melakukan  kebajikan daripada angin yang bertiup.(HR Bukhari dan Muslim)

Meskipun menu makanan di Madinah kurang sesuai dengan  selera, ananda tetap istiqamah meraih predikat takwa di bulan Ramadhan.

Makanan di Madinah dan Bondowoso boleh bberbeda, tetapisunah-sunah dalam beribadah puasa di bulan Ramadhan tetaplah sama dan    ananda berusaha  menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Sunah-sunah itu antara lain adalah:

1. Mengakhirkan makan sahur.  Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, " Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah." (HR Bukhari no. 2923 dan Muslim no. 1095).

2. Menyegerakan berbuka puasa ketika sudah tiba waktunya. Rasulullah SAW  bersabda, "Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098). Di Madinah biasa berbuka dengan minum air dan kurma.  Kalau berbuka dengan roti  Albaik mungkin harus mengantri dulu cukup lama dan lagi mahal harganya.

3. Berbuka dengan berdoa, "Dzahabazh zhoma-u wabtallatil 'uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah dan pahala telah ditetapkan Insya Allah) (HR Abu Daud no. 2358). Kadang-kadang ananda berbuka dengan doa lainnya. Karena, ulama salaf di Madinah membolehkannya. Ananda  berbuka di asrama bukan di masjid Nabawi.

4. Memberi makan orang yang berpuasa. Karena, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa memberi makan  orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun."

5. Memperbanyak  salat sunah, tilawah, sedekah dzikrullah, sholawat dan istighfar.

6. Pada malam Lailatul Qadar InsyaAllah ananda akan banyak membaca doa ini, "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa 'fu anni' (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku). (HR. Tirmidzi no. 3513).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline