Akhir-akhir ini fenomena PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja marak diberitakan oleh portal berita. Dan kaum laki-lakilah yang paling menderita bila mereka termasuk karyawan yang di-PHK atau korban PHK. Kenapa demikian? Apakah hubungannya laki-laki dan PHK? Setiap perempuan khususnya istri harus mengetahui jawabannya agar hubungannya dengan suami semakin baik dan rumah tangganya semakin harmonis.
Dr. Joyce dalam bukunya "What Every Women Should Know About Men" mengatakan bahwa kebahagiaan dan kesehatan mental laki-laki bersumber pada pekerjaannya, sehingga banyak laki-laki yang mengalami frustrasi karena PHK daripada karena ditinggal anak atau istrinya.
WF Maramis dalam bukunya "Ilmu Kedokteran Jiwa" mengatakan bahwa frustrasi adalah terhalangnya suatu usaha pencapaian kebutuhan sehingga menimbulkan ketegangan, ketakutan atau kecemasan yang perlu dihilangkan dengan suatu cara penyesuaian diri atau mekanisme pembelaan ego. Oleh karena itu jika frustrasi akibat PHK tidak segera ditangani maka akan memicu terjadinya stres.
Makna stres dalam konteks ini adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu sesuatu yang mengganggu keseimbangan seseorang.
Bila seseorang tidak mampu mengatasi stres dengan baik maka akan muncul gangguan badan atau jiwa pada dirinya.
Gangguan badan yang muncul karena ketidakmampuan menghadapi stres disebut psikosomatik. Psiko berasal dari kata psike (jiwa). Sedangkan somatik berasal dari kata soma (badan). Awalnya laki-laki itu kelihatan sehat-sehat saja tetapi begitu mendengar kabar bahwa dirinya termasuk karyawan yang di-PHK, seketika juga itu ia terserang hipertensi atau tekanan darah tinggi tensinya lebih tinggi dari biasanya ketika diukur. Terserang penyakit maag atau migren. Padahal setelah diperiksa fisiknya tidak ada masalah.
Sedangkan gangguan jiwa atau psikis yang muncul akibat tidak mampu mengatasi stres adalah neurosis--suatu gangguan jiwa yang ditandai kecemasan. Salah satu jenis neurosis adalah depresi.
Apakah yang dimaksud depresi? Dalam kamus istilah kedokteran depresi adalah gangguan jiwa yang ditandai rasa yang abnormal. Ciri-cirinya murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia.
Level depresi bisa ringan, bisa berat. Kalau level depresinya masih ringan, biasanya orangnya hanya menarik diri dari lingkungan dan banyak mengurung diri.
Meskipun demikian, jika orang yang mengalami depresi ringan tidak segera mendapatkan penanganan serius dari ahlinya maka boleh jadi level depresinya semakin berat. Dan tak menutup kemungkinan ia bisa nekad melakukan bunuh diri. Atau akhirnya ia terkena gangguan jiwa psikosis semisal schizophrenia yang penderitanya tidak sadar akan gangguannya. Sehingga orang menyebutnya ODGJ atau Orang Dengan Gangguan Jiwa.
Apa yang harus dilakukan perempuan dalam hal ini istri setelah mengetahui suaminya di-PHK?
Pertama, jika istri beragama Islam maka ia menjadikan sabar dan salat sebagai penolong, berusaha selalu menyenangkan hati suami dengan memberikan dukungan pada suami dan berpenampilan yang menyenangkan di hadapan suami setiap hari. Membiarkan suami melakukan aktivitas yang ia sukai meskipun terkadang istri tidak menyukainya. Hal ini tidak cukup sehari dua hari. Bisa berlangsung beberapa bulan. Istri melakukan semua itu dengan niat untuk meraih ridho-Nya semata.
Ketika suami pulang malam, entah dari mana ia, sebaiknya istri menyambut kedatangannya dengan senyum yang mempesona, mencium tangannya atau memberikan pelukan hangat kepadanya.