Setiap wanita tentu mendambakan awet muda. Mau tahu versi yang simpel dan minim biaya? Mungkin kita bisa coba versi Ma'e.
Siapakah Ma'e? Ma'e adalah wanita yang sudah berusia 60 tahun tetapi masih kelihatan muda. Setidaknya di mata anak-anak Ma'e. Ada sih tetangga wanita yang bilang Ma'e awet muda. Alasannya rambut Ma'e masih banyak hitamnya. Kulit wajah Ma'e masih relatif kencang dan sedikit keriput dibandingkan emak-emak seusianya. Ma'e masih kuat berjalan kaki sejauh 3km. Asal jalan yang Ma'e lalui datar atau tak mendaki. Ma'e masih mampu bekerja sendirian di ladang seperti mencangkul tanah, membuat bedengan, menyabit rumput dan menimba air dari sungai ke tong sampai tong dengan volume 1000 liter penuh. Ma'e masih bisa membaca Al-Qur'an tanpa kaca mata.
Apa sih resep awet muda versi Ma'e? Resep Ma'e cukup simpel atau sederhana dan biayanya relatif murah. Bagi Ma'e awet muda itu identik dengan awet sehat. Dan awet sehat itu diperoleh dengan istikamah menjaga gaya hidup sehat.
Gaya hidup sehat yang bagaimana? Disiplin makan makanan yang halal, bergizi dan thoyib atau baik bagi tubuh. Misalnya udang itu makanan yang halal dan bergizi tetapi tidak baik bagi tubuh A. Karena setelah makan udang A mengalami biduran.
Mengingat saat ini virus corona masih mengancam tubuh setiap orang maka ke mana-mana Ma'e tetap disiplin pakai masker-selain mencegah serangan virus juga mencegah sengatan sinar matahari yang membuat kulit cepat keriput. Ma'e juga disiplin makan makanan yang dapat menangkal virus, terutama makanan yang rendah lemak dan tinggi protein. Contohnya telur rebus, pepes ikan, bothok tempe, tahu bacem, sayur bening bayam, kuluban labu Siam, sup wortel dan buah pisang serta minuman yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh seperti seduhan temulawak plus madu.
Apakah Ma'e menjalani perawatan khusus? Ya. Kadang-kadang Ma'e suka mengolesi pangkal rambutnya dengan minyak Zaitun. Karena Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memakainya dan minyak Zaitun mengandung zat yang dapat menghambat uban. Kadang kala Ma'e memakai sabun kolagen yang ada minyak zaitunnya. Ketika hawa panas atau saat suhu badan Ma'e tinggi Ma'e melakukan masker wajah dengan irisan mentimun. Pada waktu-waktu tertentu Ma'e minta luluran masker kepada putrinya dengan bahan alami yang murah harganya seperti masker kunyit.
Apakah ada pantangan Ma'e? Ada. Yaitu berpantang makan makanan yang ber-BTM (Bahan Makanan Tambahan) seperti mamin yang berperisa, berbahan pengawet, dan bersoda. Ma'e berpantang bekerja berat sampai kelelahan. Ma'e hampir tak pernah hadir di dapur orang yang sedang hajatan di desa. Biasanya mereka memasak di dapur sampai tiga hari tiga malam. Setiap hari Ma'e selalu mengalokasikan waktu untuk tidur siang--khususnya tidur setelah sholat Dhuhur--kecuali kalau ada urusan di ladang.
Apakah Ma'e berolahraga? Ma'e tak punya dana untuk berolahraga ke tempat kebugaran. Ma'e juga tak punya hobi berolahraga. Ma'e hanya suka berjalan kaki ke rumah teman. Berolahraga tanpa biaya dan mudah Ma'e lakukan. Pada waktu-waktu tertentu Ma'e berjalan kaki mengitari sawah sambil berdzikir, sholawat dan istighfar. Dengan begitu raga Ma'e selalu bergerak dan jiwa Ma'e tak berhenti berdzikir.
Adakah rahasia awet muda Ma'e lainnya? Ada. Ma'e punya kebiasaan menulis di buku tulis khusus diari setiap hari. Isinya catatan saldo kas. Utang kalau ada utang. Perlu diketahui Ma'e berusaha hidup tanpa utang. Kalau ingin membeli suatu barang Ma'e tak mau membeli secara kredit. Ma'e harus menabung dulu. Perabot rumah Ma'e sangat sederhana. Baju-baju Ma'e nyaris belum ganti. Meskipun sudah Ma'e pakai bertahun-tahun. Prinsip Ma'e biarpun tak punya perabotan yang penting anak-anaknya bisa kuliah dan mondok. Hikmah hidup tanpa utang Alhamdulillah membuat hati Ma'e selalu damai.
Di buku tulis tersebut Ma'e juga mencatat halaman terakhir tilawah dan beberapa kegiatan atau peristiwa pada hari itu. Terkadang Ma'e menulis katarsis di buku tersebut. Hal itu membuat beban psikis Ma'e berkurang. Sehingga Ma'e bisa "enjoy" menjalani hidup.
Ma'e juga bergabung dengan komunitas penulis misalnya RVL (Rumah Virus Literasi) yang dikomandani Pak Much. Khoiri--dosen Unesa, penggagas RVL, penulis 90 buku. Di grup tersebut Ma'e bisa berbagi kisah dengan orang-orang yang hobi membaca dan menulis. Dan apa yang dibagikan di grup RVL banyak konten positifnya. Ada tranfer ilmu yang yang bermanfaat. Saling memberi komentar yang sopan. Sehingga literasi terawat dan ukhuwah terjaga. Hal ini tentu memantik rasa bahagia. Sehingga anggotanya tak cepat tua.