SIKAP dan PERAN MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH
UMMI KALTSUM NUR BADRIYAH / 191241001
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Demam Berdarah (DBD) menjadi penyakit yang biasa terjadi di Indonesia, lingkungan alam tropis, sanitasi buruk berpotensi sebagai sarang nyamuk, dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi alasan utama berkembangnya penyakit demam berdarah ini. Kebiasaan masyarakat yang merugikan kesehatan dan kurang memperhatikan kebersihan lingkungan seperti jarang membersihkan sampah, menggantung baju di dalam kamar, juga kurangnya kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam pemberantasan sarang nyamuk, yang mampu menimbulkan risiko terjadinya transmisi penularan demam berdarah, Kemenkes RI telah memberi data kasus DBD di Indonesia, jumlah kasus DBD di Indonesia hingga 27 April 2020 mencapai 49.563 kasus dengan provinsi NTT dengan jumlah kasus DBD yang tinggi di Indonesia dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
Vektor utama penyakit DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti, genangan air di dalam wadah (kontainer) merupakan tempat yang disukai nyamuk sebagai tempat perindukannya, kejadian DBD ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, curah hujan tinggi hujan yang terus menerus dapat menimbulkan genangan air di beberapa tempat, genangan ini menjadi tempat bagi nyamuk berkembang biak, pernah menderita demam berdarah, seseorang bisa terinfeksi virus dengue yang menyebabkan DBD sebanyak 4 kali selama hidupnya, memiliki daya tahan tubuh yang lemah, orang dengan daya tahan tubuh yang lemah infeksi virus dengue dapat menyebabkan DBD dengan gejala yang parah, seperti kebocoran pembuluh darah dan peradangan hebat terutama pada mereka yang memiliki penyakit penyerta, kebiasaan menggantung baju di kamar, kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat menjadi sarang nyamuk penyebab DBD, nyamuk Aedes aegypti betina senang beristirahat di tempat gelap, seperti di sela-sela baju yang tergantung.
Penanganan demam berdarah telah di upayakan dengan berbagai cara, baik upaya promotif, preventif, maupun kuratif seperti melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah, pemantauan jentik (Jumantik) dan 3M (menguras, menutup, dan mengubur), serta penyemprotan (fogging) dengan insektisida. Namun kita juga harus melakukan beberapa cara untuk mencegah gigitan nyamuk demam berdarah seperti mendapatkan vaksin demam berdarah, mengoleskan lotion nyamuk yang mengandung 50% DEET, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, juga menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga teratur, dan istirahat yang cukup.
Peran tenaga kesehatan sangat diperlukan dalam pencegahan DBD, karena dapat mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat, berdasarkan analisis univarat 51% responden memiliki pengetahuan yang kurang mengenai apa itu DBD dan bagaimana pencegahannya, peran petugas kesehatan merupakan pendorong atau penguat perilaku sehat pada masyarakat, sesuai dengan teori Green bahwa pencegahan DBD yang baik selain dipengaruhi oleh pengetahuan juga dipengaruhi oleh peran petugas kesehatan.
Maka dari itu, sebagai masyarakat umum diharapkan mampu berpartisipasi aktif dengan mengikuti penyuluhan maupun melakukan kegiatan pencegahan DBD yang diadakan oleh petugas kesehatan, mari bersama mengimplementasikan upaya pencegahan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan DBD, demi mengurangi kasus DBD yang tinggi di Indonesia.
KATA KUNCI : Cegah, DBD, Masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA