Lihat ke Halaman Asli

Debat Final Capres- Cawapres di Kala Pemilu tak lagi “LUBER”

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam ini setengah mengantuk saya menantikan acara debat final  Capres – Cawapres yang ditayangkan salah satu televisi swasta secara langsung. Saya berharap mendapatkan sesuatu yang benar-benar menyegarkan di acara tersebut malam ini. Ya, dikala PEMILU tak lagi LUBER, kita semua bisa sama-sama merasakan keberpihakan kita kepada salah satu Capres – Cawapres. Bahkan para Mahasiswa yang berdeklarasi pun, saya pikir memberikan amanat lebih kepada jalannya PEMILU secara damai dan elegant nyata-nyata sudah memberikan keberpihakannya pada salah satu kandidat.

Pemilu tak lagi LUBER, jika dahulu kita tabu menunjukkan siapa calon yang kita pilih,pada pemilu kali ini, semua pihak, termasuk pemimpin daerah yang masih menjabat,para pemuka agama serta tokoh masyarakat nyaring menyuarakan pilihannya yang notabene seharusnya diberikan pada tanggal 9 Juli nanti. Buntut dari keberpihakan tersebut seringkali memunculkan sifat fanatisme berlebihan, mengunggulkan jagoannya dan menyudutkan pihak lain yang bukan menjadi pilihannya.

Bagi kita kalangan terdidik, menang atau kalah tidak jadi soal sepanjang prosedur dilalui dengan cara yang benar, tanpa manipulasi surat suara,politik uang atau bentuk kecurangan lainnya. Tetapi bagaimana dengan pendukung fanatik yang dengan mudahnya digerakkan oleh satu kepentingan yang tidak bertanggung jawab? Sungguh rakyat lagi nanti yang akan menderita , jika sekiranya -- Naudzubillah, --sesudah Pemilu terjadi gesekan massa akibat ketidakpuasan hasil yang diperoleh.

Acara debat malam ini cukup menjadi bekal untuk para pemilih menentukan pilihannya pada tanggal 9 Juli nanti. Ketegasan moderator memimpin acara, kepatuhan para Capres serta Cawapres dan ketertiban para pendukung yang hadir secara langsung di studio,semoga menjadi miniatur nyata kebesaran jiwa kita untuk menjadikan perbedaan pilihan sebagai sebuah dinamika.

Saat PEMILU tak lagi LUBER,semoga kebinekaan kita tak terganggu karenanya. Jalan kita masih panjang. Negara kita yang kaya dan cantik ini sesungguhnya tengah jadi ‘mangsa’ kepentingan penjajahan asing dengan ke’baruan’ bentuknya. Sadarilah bahwa PEMILU adalah gerbang baru menuju perubahan yang terbaik, bukan untuk jalan kita berpecah karena berbeda pilihan.

Mari bersantun kata kepada pihak yang berbeda pilihan, hubungkan kembali tali persaudaraan yeng terputus karena kita berbeda paham.Musuh kita bukanlah saudara kita sendiri.Berbeda bukanlah jalan untuk membenci, tetapi berbeda menjadi jalan untuk saling melengkapi.Mari berjuang untuk Indonesia lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline