Lihat ke Halaman Asli

UMMI HANIK

Tidak bekerja mahasiswa

Mengenal Perkembangan Emosi Anak dan Cara Pengelolaannya

Diperbarui: 12 September 2024   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ummi Hanik (ummihanik2704@gmail.com)

Abstract: Children's emotional development is one of the important aspects in human life that plays a key role in the formation of their personality and character. In sociology, emotions are not only understood as biological aspects, but also as social phenomena influenced by interactions with the environment, family, and society. How children develop and manage their emotions is greatly influenced by parenting patterns, culture, and prevailing social norms. This article will discuss the stages of children's emotional development, the factors that influence them, and how to manage children's emotions so that they grow into emotionally and socially healthy individuals.

Abstrak : Perkembangan emosi anak adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang memainkan peran kunci dalam pembentukan kepribadian dan karakter mereka. Dalam sosiologi, emosi tidak hanya dipahami sebagai aspek biologis, tetapi juga sebagai fenomena sosial yang dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungan, keluarga, dan masyarakat. Bagaimana anak mengembangkan dan mengelola emosinya sangat dipengaruhi oleh pola asuh, budaya, dan norma sosial yang berlaku.Artikel ini akan membahas tahapan perkembangan emosi anak, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan cara mengelola emosi anak agar mereka tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan sosial.

Tahapan Perkembangan Emosi Anak

Perkembangan emosi anak dapat dibagi ke dalam beberapa tahap sesuai dengan usia dan kematangan psikologis mereka:

1. Masa Bayi (0-2 Tahun) : Emosi Dasar

   Pada tahap ini, bayi mulai menunjukkan emosi dasar seperti senang, takut, marah, dan kaget. Emosi bayi lebih banyak dipengaruhi oleh kebutuhan biologisnya, seperti lapar, lelah, atau tidak nyaman. Di sini, peran orang tua sangat penting dalam memberikan rasa aman dan nyaman, karena bayi sangat tergantung pada interaksi emosional dengan pengasuh untuk belajar mengenali dan mengelola emosinya.

 

 

2. Masa Balita (2-5 Tahun) : Emosi Ekspresif dan Sosialisasi

   Pada usia ini, anak mulai lebih aktif mengekspresikan emosinya secara verbal dan nonverbal. Mereka mulai memahami hubungan sosial dan bagaimana emosi bisa berdampak pada orang lain. Namun, karena kontrol emosi belum sepenuhnya berkembang, mereka sering mengalami tantrum atau ledakan emosi. Pengasuhan yang konsisten dan penuh kasih sayang sangat penting untuk membantu anak mengenali perasaannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline