Judul buku : Very Good Lives
Pengarang : J.K. Rowling
Penerbit : P.T. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Tahun terbit :2018
ISBN : 9786020613765
Selesai menjadi narasumber di RRI BANDUNG mewakili komunitas JOERAGAN ARTIKEL di acara ISTRI BINANGKIT, dalam rangka memperingati HARI BUKU ANAK SEDUNIA yang diperingati Jumat (2/3/2021), saya meluncur ke toko buku GRAMEDIA untuk berburu buku, membaca dan melihat trend buku anak saat ini.
Saya yang bermaksud membuat buku biografi tokoh untuk anak-anak, menemukan banyak referensi buku biografi untuk anak yang dikemas dalam bentuk komik. sayangnya, saya belum berhasil menemukan buku-buku anak yang membahas kiprah tokoh nasional secara sederhana, khas anak. Hingga pencarian berlanjut ke rak buku dewasa dan mata ini tertuju pada nama penulis kenamaan : J&K Rowling dengan buku yang berjudul : Very Good Lives.
Secara pribadi, saya memiliki ketertarikan untuk membaca buku-buku pengembangan diri, biografi dan memoar. Di sana saya bisa belajar banyak hal, terutama bagaimana sang tokoh belajar dari kegagalan hidup, lalu bangkit meraih sukses.
Buku dengan jduul Very Good Lives ini memiliki hard cover dengan sampul warna putih didominasi tulisan judul warna orange, menarik minat saya untuk membacanya lebih dalam. Dari blurb buku yang terpampang di back cover saya mendapat informasi bahwa buku ini berisi pidato J.K.Rowling yag disampaikan pada tahun 2008 di acara wisuda Universitas Harvard. Pidato itulah yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku.
What? buku yang berisi pidato tahun 2008 ini diterbitkan Gramedia pada tahun 2018 dan saya beli di tahun 2021. Betapa hebatnya kekuatan sebuah buku, mengikat ilmu yang dapat diwariskan kepada banyak orang. Persis seperti yang saya sampaikan saat menjadi narasumber di RRI tadi. Buku bermanfaat untuk mengikat ilmu, memyampaikan pikiran kita pada banyak orang. Menebar banyak kebaikan dan manfaat. Tentu itu yang diharapkan.
Dalam bagian awal pidatonya, . J.K Rowling menyampaikan bahwa ia merasa grogi, harus tampil menyampaukan pidato di acara akbar Universitas Harvard. Pada saat yang bersamaan, ia mengatakan bahwa nyaris tak ingat satu patah kata pun dengan pidato yang disampaikan pada saat ia sendiri lulus sebagai sarjana. Untuk itu, ia merasa yakin apa yang disampaikannya pada hari wisuda tersebut pun hanya akan tinggal kenangan, tidak akan berpengaruh banyak pada kehidupan wisudawan. Nyatanya, pemikiran Rowling salah besar. pidatonya di depan lulusan Harvard terabadikan dalam sebuah buku yang saya nikmati 13 tahun kemudian.