Lihat ke Halaman Asli

Sri Kuswayati

Dosen dan owner penerbit buku CV. Future Business Machine Solusindo (www.fbmsolusindopublishing.co.id)

Dokter Pelit itu Suamiku atau Suamimu?

Diperbarui: 9 September 2019   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi dokter. (sumber: pixabay)

Tergabung di Komunitas Bisa Menulis (KBM) membawaku pada banyak ilmu dan pertemanan baru. Mendapat ilmu karena di grup tersebut banyak karya penulis berseliweran dilengkapi dengan kritik dan saran dari pembaca. 

Beroleh pertemanan baru, so  pasti karena grup asuhan Bapak Isa Alamsyah dan Bunda Asma Nadia saat ini memiliki 581 K member. Luar Biasa.

Adalah Esi Lusiana, salah satu member aktif komunitas tersebut, karyanya mencuri perhatian saya dan ribuan pembaca lainnya. Cerita bersambung yang ia kirim mendapat ribuan komen dan dishare ratusan pembaca. 

Cerita dengan ide sederhana yang dikemas secara ringan yang kocak, membuat pembaca larut saat membaca isinya.

Dokter Pelit itu Suamiku (DPIS) adalah judul dari cerbung yang dikirimkan. Memotret kisah pasangan suami istri dengan sifat pelit sang suami yang menjadi ide dasar pembuatan cerita. Ribuan orang telah menjadi pembaca setia. 

Hal inilah yang kemaudian mendorong saya untuk meminta kesediaan uni Esi, demikian beliau biasa dipanggil, mengisi sesi  sharing "Proses Kreatif menulis novel"  @Joeragan Artikel Community  di telegram. 

Ternyata ide dasar cerita berasal dari kisah nyata. Pantaslah jika pembaca merasa karyanya bernyawa. Seolah-olah nyata adanya. Dalam sesi sharing terlihat bahwa uni Esi seorang pemula yang gigih dan bermental baja. 

Ya, ia mengaku saat mengirimkan naskah perdana karyanya belum enak dibaca. Masih banyak kesalahan penulisan di sana-sini. Mendapat komen lebih dari 1 K berisi dukungan dan juga hujatan he....

Ia rajin membaca komentar pembaca dan mencatat bagian penting serta langsung memperbaikinya. Tak semua komen berisi kritik membangun, ada juga yang isinya menyangsikan kelayakan Esi menjelma menjadi salah satu penulis hits di KBM. Namun Esi tak patah semangat. 

Semua saran dan kritik menjadi bahan bakar untuk terus mengirimkan karya ke grup hingga enam belas bab. Selanjutnya ia menggantung naskah di grup, dan melanjutkannya dalam bentuk novel.

sumber : dok.pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline