Bagian 4 dan Terakhir
Setiap aku melihat fotomu, dalam hati aku berkata, "Sekarang kamu sudah tidak sakit lagi. Maafin, Kakak, ya!"
Rasanya ingin menangis lagi. Kaku memang spesial. Dan sampai akhirpun aku tidak pernah mengganggapmu sebagai pengganti atau apalah. Hari pertama kita bertemu, aku ingat sekali. Seseorang bilang telah melihat kucingku dan membawaku ke tempat di mana dia melihatnya. Tapi saat aku lihat ternyata bukan. Kucingku orang dan kucing ini belang dengan bulu panjang. Kecil dan rapuh. Karena di sebuah warung sayur yang memang selalu banyak kucing, si pemilik warung menyarankan agar aku bawa kucing itu. Ya, aku memang sedang tidak punya kucing, karena kucing orenku hilang.
Oke, aku bersihkan dia dan aku memberinya makan, masih ketakutan dengan apa yang aku lakukan. Tapi dia sangat lucu. Aku memberinya nama, 'Mpus'. Aku yakin dia bukan kucing kampung tapi bukan juga kucing ras murni.
Untuk beberapa waktu dia sendirian, tapi setelah hampir seminggu kucing orenku, si Memeng ketemu. Senang sekaligus bingung. Karena tidak yakin harus mengurus dua ekor kucing. Terlebih, Memeng terlihat tidak menyukai Mpus. Itu tidak lama. Setelahnya mereka saling mengenal dan selalu bersama. Mereka juga sering kompak mengotori ruangan. Mpus satupun kucingku yang suka mencium dan menyentuh pipiku. Dia sangat menggemaskan. Saat aku berpamitan akan pulang kampung, rasanya berat. Mungkin itu tanda kalau saat itu adalah saat terakhir kita bertemu, jika teringat lagi, saat aku hamil dia yang paling setia menemaniku. Berjemur, tidur siang, makan, dia sungguh teman yang sangat baik. Saat dengar Mpus sakit. Aku langsung merasa bersalah, terus berandai-andai. Tapi itu sudah terjadi. Mpus sudah pergi. Sudah tidak sakit lagi. Jika aku bertemu denganmu lagi, Mpus. Aku ingin menggendongmu. Mengelus bulu halusmu, dan meminta maaf padamu. Serta banyak terima kasih. Aku ingin membawamu bersamaku, tapi tanpa Abang? Aku tidak bisa. Semoga kamu tidak pernah marah ke Kakak, karena Kakakmu ini pergi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H