Banyak berpikir tanpa ada waktu membuang apa yang tidak pantas dipikirkan. Sampah-sampah itu menumpuk dalam pikiran dan jadi beban yang tidak lagi kuat ditahankan. Selamat datang kenyataan. Kehidupan yang dijalani Kehidupan yang diimpikan. Dua hal yang nyatanya berbeda. Hidup memang tidak boleh banyak bermimpi. Tapi aku mengukir banyak mimpi. Hingga akhirnya tangan dan kakiku terluka hanya untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu.
Beban di kepalaku sudah menumpuk. Aku ingin melepaskannya, tapi saat aku mencoba melepas, aku justru terluka. Lagi-lagi aku merasa terluka. Aku yang tadinya memeluk lukaku dengan tersedu, kini aku hanya akan berdamai dengan setiap rasa sakitku. Banyak luka yang tergores, banyak bekas yang tidak mudah untuk menghilang. Mimpiku atau hariku yang lebih melukaiku, keduanya ada di setiap waktuku.
Aku ingin digenggam sekali lagi, dan lagi. Berjalan bersama di bawah guyuran hujan atau hamparan senja. Berbagi kisah dan mengobati lukaku. Aku hanya ingin pergi dan membuang sampah di hati dan pikiranku. Lewat tulisan dan jejak kaki. Mimpi mungkin tidak mudah terwujud, tapi tidak ada alasan untuk menyerah akan Mimpi yang semakin lama semakin melekat. Aku ingin ada waktu untukku saja. Berdamai tidak hanya dengan luka, tapi juga dengan hidup yang tengah aku jalani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H