Lihat ke Halaman Asli

Umiyamuh

Seorang Penulis

Anak Saya Tongue-tie dan Saya Tidak Tahu

Diperbarui: 4 Juli 2023   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi pribadi 

Anak saya Tongue-tie dan saya tidak tahu. Tongue-tie adalah keadaan di mana terdapat selaput atau frenulum di bawah lidah yang mengganggu pergerakan. Sungguh saya tidak tahu, sedangkan sejak hari pertama dia dilahirkan dia tidak dapat melakukan IMD (inisiasi menyusui dini), dia terus menangis karena tidak dapat menghisap puting ibunya. Saya pikir itu hal biasa dan saat melihat keadaan lidahnyapun saya pikir itu juga  normal, bayi-bayi lain juga sama. Seiring berjalannya waktu lidahnya akan memanjang. Sekarang bayi saya berusia 8 bulan dan dia tidak full asi.

Tapi dia tetap asi. Ada kesedihanan yang saya pendam sendiri.  Yang pertama, orang-orang di sekitar saya mendorong saya untuk memberikan susu formula kepada bayi saya, dengan alasan bayi saya tidak mau menyusu. Meskipun saya yakin bayi saya bukan tidak mau menyusu tapi dia tidak dapat menyusu, yang saya yakini dulu adalah keadaan puting saya yang mungkin menyulitkan dia, tapi setelah dua bulan saya tahu. Keadaan puting saya dan keadaan lidahnya yang seperti itu membuat dia tidak dapat menghisap asi. Saya begitu sedih, dan semakin menyalahkan diri sendiri.  Banyak berandai-andai dan semakin membuat saya stres.

Kalau saja 3 hari anak saya lahir dan tidak juga menyusu lalu saya bawa ke dokter mungkin tidak akan seperti itu. Saya akan memberikan asi dengan penuh kasih kepada bayu saya. Tapi sayangnya ada sebuah peraturan di mana anak bayi tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Bahkan imunisasi BCG yang seharusnya dilakukan di bulan pertama malah dilakukan saat bayi umur 3 bulan. Kalau ditanya apa bayi saya meminum asi? Tentu! Hanya saja, saya memompanya dan memberikannya lewat botol. Jangan tanya usaha apa saja yang sudah saya lakukan agar bayi saya mau menyusu langsung kepada saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline