Lihat ke Halaman Asli

Belajar dan Teladan dari Orang Tua

Diperbarui: 31 Oktober 2016   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpengalaman dan melihat orang yang hidup selamasatu minggu tanpa uang sudah bukan hal yang aneh lagi.  disini yang akanaku tulis adalah pengalaman bagaimana hidup tanpa uang sama sekali baik ituuang tunai ataupun uang yang sudah" ngendok di bank" (uang yangtersimpan di bank dan masih bisa melakukan transaksi).  ini nyata ada diujung sana di sudut yang jauh dari jangkauan hiruk pikuk kota masih banyakorang yang bisa berbahagia dan nyaman hidup tanpa uang. 

mereka saban harinyamakan hasil dari alam berupa tumbuh-tumbuhan yang hidup di sekitar lingkungantempat tinggal. sayuran dan buah buahan mereka petik dan nikmati dari alamlangsung tanpa campur tangan bahan kimia, sebagai pemenuh kebutuhan energi danvitamin tubuhnya, dan ketika mereka membutuhkan lauk pauk mereka akan berburudan memancing untuk mendapatkan pemenuhan gizi hewani atau mereka akanmenyembelih hewan piaraan mereka sendiri. 

Mereka bisa nyaman dan bahagia bahkanbisa menghantarkan putra putrinya meraih gelar sarjana dan sebagian ada yangikut andil di roda pemerintahan baik di luar negeri maupun dalam negeri. Kalauku perhatikan dan mendengar cerita mereka,  biasa turun dan berbelanjabahan pokok kehidupan satu bulan sekali itupun yang mereka beli hanya garam,gula, bawang merah dan putih.   

pertanyaannyasekarang apakah kita bisa seperti mereka? jawaban itu ada masing-masingindividu akan berbeda menurut strata kekuatan ekonomi masing masing individu.Saya saja jujur pernah melakukannya bagaiman rasanya menerapkan hidupsedemikian, jujur bagi saya hal itu sangat sulit bahkan ada-ada saja alasantiap harinya harus  mengeluarkan uang, baik itu uang tunai ataupunpenggunaan dompet elektronik. apalagi menghadapi era digital dan kemudahanbertransaksi dompet elektronik seperti SAKUKU.

 sudah bisa di pastikan saya khususnyaakan gagal dalam menerapkan kehidupan tanpa uang baik tunai atau non tunai.Patner hidupku saja akan sangat sulit mencotoh orang tuanya yang bisa hiduptanpa uang baik tunai ataupun non tunai dalam kurun waktu 7 hari, katanya danbahkan sudah biasa kalau hidup tanpa uang tunai selama 7 hari, karena apapun dilakukan dengan bertransaksi menggunakan bantuan dompet elektronik, dari pemenuhkebutuhan pokok bisa bertransaksi menggunakan online dan sudah banyak toko ataumini market terdekat yang bisa memesan menggunakan pesanan online di kota kami.Kini hidup serasa di manja dan sangat dimudahkan dengan bertransaksi menggunakandompet elektronik seperti SAKUKU.

Bahkan untuk seseorang yang kurang bisa memenejemen keuangan dan antara pendapatan dan penghasilan sudah bisa di pastikan dia akan gagal dalammengarungi kehidupan dan keuangan yang banyak akan habis tanpa bekas ataubahasa kami "tidak berkah". apalagi hasil uang yang di dapat darihasil menipu atau penipuan yang berkedok jabatan (korupsi) sudah bisa dipastikan semuanya akan ludes tanpa sisa  yang ada kelak hanya sebuahpenyesalan. Oleh sebab itu manusia di tuntun untuk bisa memahami dan mengetahuidengan jelas dan pasti "dari mana asal rizki/uang yang di dapat dan untukapa uang itu di gunakan" itulah sebagian kelak akan menjadi pertanyaankita di alam akhirat nantinya. dan itu pasti janji sang Pencipta Allah SWT atauTuhan YME. 

Mencermati kembali kisah diatas bisa hidup damai dan tentrambahkan bisa menghantarkan putra-putrinya menjadi orang yang sukses. Merekahidup tanpa harus saling menjatuhkan satu sama lain. mereka bisa hidup danmenjalani kehidupan dengan nyaman, bisa berinteraksi dengan satu sama lain dansaling membantu. kehidupan mereka hanya sebuah pengabdian dan perjuangan untukmasa depan putra putrinya meraih kesuksesan yang pada akhirnya mereka bisamenghantarkan putra putrinya pada kesuksesan yang hakiki. mereka bisa berbagidan menolong sesama meskipun tanpa uang tunai atau non tunai dengan tenagamereka bisa "guyub" tolong menolong meringankan beban orang lain.peduli dengan sesama. menjauhkan diri dari apa yang di katakan hidupberlebihan. Kebaikan-kebaikan yang diajarkan dan di tauladankan langsung akansangat membekas dan menguatkan kepribadian baik pada kita. 

Orang Tua sudahmengajarkan kebaikan-kebaikan yang sedemikian rupa bahkan meberikan contohnyata bisa hidup dan tak mengeluh dengan kerasnya kehidupan. apalagi Kitasekarang hidup di dua alam nyata dan tidak akan semakin mudah seharusnya kitamelakukan dan meneruskan kebaikan-kebaikan yang telah di tanamkan oleh paraorang tua. apa sulitnya kita sekarang dalam melakukan transaksi dan pedulidengan sesama meringankan beban orang lain bisa dan mudah untuk di lakukanketika kita memiliki saldo yang cukup atau lebih dari cukup untuk bisa berbagi.yang menjadi PR utama kita adalah bagaimana menanamkan kepada putra putri kitadan mengawasi langkah mereka agar mereka bisa berhemat dan menggunakan dompetelektroniknya dengan baik dan bermanfaat menghindari apa yang di namakanMubajir atau berlebihan.

 perlu adanya pendidikan dan pengawasan atau kitasendiri harus bisa mawas diri dan menjadi tauladan bagi generasi kita mendatangkalau kita adalah orang tua yang bisa di banggakan dan menjadi tauladan bagimereka. jangan sampai suatu kemudahan bertransaksi dan kemudahan yang telah diciptakan menjadi malapetaka. misalnya saja kita sendiri dengan kemudahanbertransaksi menggunakan dompet Elektronik SAKUKU kita lupa bahkan hal yang kurangpenting dan mubajir kita lakukan hal itu hanya karena kurangnya kita mawas diridan menjadi seorang yang konsumtif dengan hal-hal yang tidak penting. akansangat  indahnya jika apa yang sudah di luncurkan  dan di programkanoleh  bank  misalnya dompet SAKUKU memang benar-benar untukmemudahkan kita dalam segala dan membantu dalam mengatasi problem kehidupan itutentunya yang di harapkan sebuah produk di luncurkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline