Seorang penulis muda menceritakan kisah-kisahnya yang pilu, alih-alih menghasilkan karya yang bermutu, seringkali idenya buntu, lebih lama menghabiskan waktu berhadapan dengan layar biru.
Berteman dengan secangkir kopi, merangkai kata demi kata membentuk opini. Entah hasil imajinasi atau realita masa kini
Pengalaman hidupnya diposting di media sosial, menjadi viral, dijadikan buku, berharap laku dijual.
Saat kubaca, derita hidupnya hanya setengah dari derita yang kurasa.
Nasib kami hampir sama, namun berbeda efeknya.
Mungkin karena aku menanjak tua, sedangkan dia menanjak dewasa
Seorang penulis muda menceritakan kisah-kisahnya yang diabadikan. Ku katakan,"jangan patah harapan!"
Takkan ada keberhasilan tanpa ujian. Ada harga yang harus dibayar, oleh peluh dan air mata untuk sampai di ujung jalan.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H