Lihat ke Halaman Asli

Umi Setyowati

Wiraswasta

Karena Dia Laki-laki

Diperbarui: 11 Desember 2024   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar pixabay 

Pengalaman pahit di masa lalu adalah bagian dari perjalanan hidup. Jika seseorang bijak menyikapi, maka tak ada kata 'seandainya' atau 'seharusnya' yang terucap

Cerbung bagian (1).

Salat duhur berjamaah di masjid perumahan baru saja usai.

Amiin, ucap para makmum serempak mengakhiri doa imam.

Lalu jamaah laki-laki gegas keluar masjid dan jemaah putri ada yang melepas mukenanya lalu melipatnya, pun ada yang tetap memakai nya, termasuk diriku karena tempat tinggal dekat di sekitar masjid.

Akhirnya tersisa sang imam dan seorang marbot.

Aku orang terakhir yang akan keluar dari ruang jama'ah putri.

Namun, langkahku terhenti.Dari balik kaca jendela, ku lihat seseorang memasuki halaman masjid, bukan seperti orang yang mau salat, lebih seperti orang yang kawatir ketinggalan pesawat.

Seorang lelaki muda, sekilas melihat penampilannya, kayaknya belum tersentuh air tuh wajahnya, mengkilat oleh keringat.

 Ia melepas jaket denimnya, nah, kusut pula! Lalu membuka topinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline