Lihat ke Halaman Asli

Umi Sakdiyah Sodwijo

Pengelana kata yang riang gembira

Rujakan Bareng Asma Nadia

Diperbarui: 30 Mei 2016   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bareng kembaran saya, Asma Nadia :D

Saya mempunyai banyak pengarang favorit, dari Kahlil Gibran, Lucy Maud Montgomerry, Laura Ingalls, Enid Blyton, Shidney Sheldon, Tere Liye, Andrea Hirata, dan yang paling spesial pake telor adalah Asma Nadia. Mengapa Asma Nadia? Karena selain telah menerbitkan kurang lebih 51 buku, dia telah menginspirasi saya dan anak saya untuk tetap menulis, menulis dan menulis. Semboyan yang kami canangkan dulu dalam workshop kepenulisan adalah "SATU BUKU SEBELUM MATI, BISA!"

Asma Nadia adalah sosok yang sederhana dan membumi. Kami sudah beberapa kali bertemu, bahkan pernah rujakan bersama. Tak ada jarak antara penulis terkenal dan fans, kami seperti layaknya teman. Hal yang belum pernah saya jumpai dengan pengarang mana pun. Kami juga sering berdiskusi di grup kepenulisan yang didirikannya di facebook. Sewaktu saya berkunjung ke kantornya pun, saya disambut seperti keluarga. 

Buku-bukunya yang paling saya sukai adalah Surga Yang Tak Dirindukan, Assalamu'alaikum Beijing, dan yang spesial banget itu Jilbab Traveller: Love Sparks In Korea. Buku yang filemnya akan tayang bulan Juli dan dibintangi oleh BCL, Morgan Oey dan Giring Nidji ini sangat menginspirasi dan romantis banget. Buku ini mengisahkan perjalanan Rania, gadis penghuni pinggir rel kereta yang berhasil keliling dunia dan menemukan cintanya. Impian keliling dunia yang tadinya sangat mustahil, yang bermula dari tempelan kulkas di rumah tetangga akhirnya bisa ia wujudkan. Buku yang sedikit banyak menggambarkan perjuangan hidup Asma Nadia meraih impian-impiannya. Dan, kabar gembiranya, saya juga diundang untuk menghadiri acara gala premiere film ini nanti. Alhamdulillah :D 

Oya, sebelumnya, saya juga pernah mendapatkan undangan menghadiri gala premiere film Pesantren Impian, yang merupakan pengalaman pertama nonton film setelah terakhir kalinya menonton Petualangan Sherina di gedung bioskop :D :D. Di kesempatan ini, saya pertama kalinya bisa bertemu dengan artis ibu kota dan berfoto bersama dengan Fahri Albar, Prisia Nasution dan lainnya (hahaha norak ya?). Dan yang paling mengesankan tentunya bisa bertemu kembali dengan Asma Nadia dan ngobrol dengan Bunda Helvy Tiana Rossa, yang sangat sulit untuk ditemui karena saking sibuknya. 

Yang paling penting dari itu semua, saya yang sejak lama ingin belajar menulis, telah belajar banyak dari penulis inspiratif wanita tersebut. Impian saya untuk menjadi penulis pun satu demi satu terwujud. Kini, saya telah menulis lima buku antologi dan dua buku solo. Tiga buku terakhir saya yang berjudul Republik Koplak Ora Koplak Ora Kepenak, Koplakivator dan Udin yang Tak Dirindukan bahkan mendapat kesempatan untuk dicetak di Asma Nadia Printing House, sebuah kesempatan yang sudah lama saya impikan. Ketiga buku tersebut kini sedang dalam proses terbit. Selain saya, anak saya juga dua bukunya sedang proses terbit di KKPK Mizan. Kebetulan kami belajar bersama di grup kepenulisan milik Asma Nadia.

Pemimpin yang hebat adalah yang bisa menciptakan pemimpin-pemimpin baru. Penulis yang hebat, juga adalah penulis yang bisa mencetak penulis-penulis baru. Asma Nadia, adalah salah satu pengarang favorit saya, yang telah banyak menginspirasi orang lain untuk berani bermimpi menjadi penulis. Minimal satu buku sebelum mati, bisa!

     

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline