A. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Elaine B. Johnson adalah: strategi pengajaran yang bertujuan membuat materi akademik yang dipelajari siswa lebih bermakna bagi mereka dengan membuat hubungan antara mata pelajaran dan pengalaman dunia nyata, khususnya dalam konteks sosial, budaya, dan pribadi. Pencapaian tujuan memiliki delapan komponen: Membangun hubungan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang bermakna, pembelajaran mandiri, kerjasama, berpikir kritis dan kreatif, mendukung pertumbuhan dan perkembangan pribadi, Mempertahankan standar yang tinggi, menggunakan penilaian otentik.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah gagasan yang membantu guru dalam menghubungkan materi yang diajarkannya dengan keadaan kehidupan sebenarnya dan memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan penerapan praktis dalam kehidupan sehari hari, tujuh komponen utama yang melibatkan pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme (constructivism), bertanya (quetioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).
Adapun definisi pembelajaran Kontekstual / Contextual Teaching and Learning (CTL):
- Jonhson: strategi pengajaran yang bertujuan membuat materi akademik yang dipelajari siswa lebih bermakna bagi mereka dengan membuat hubungan antara mata pelajaran dan pengalaman dunia nyata, khususnya dalam konteks sosial, budaya, dan pribadi.
- Trianto: Pembelajaran kontekstual adalah ide pendidikan yang membantu siswa membuat hubungan antara apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari dengan memfasilitasi proses menghubungkan informasi yang diajarkan dengan pengalaman dunia nyata.
- Yamin: Pembelajaran Kontekstual adalah belajar dari pengalaman, interaksi sosial, dan dunia nyata.
- Nurhadi: Upaya seorang guru untuk membantu siswa dalam memahami makna isi yang dipelajarinya, terutama melalui penggunaan suatu teknik pembelajaran, dikenal dengan istilah pembelajaran kontekstual.
- Tampubolon: Selama kegiatan pembelajaran, pendekatan kontekstual digunakan untuk membantu siswa memperoleh pemahaman tentang situasi dunia nyata dan kehidupan sehari-hari dengan memaparkan mereka pada berbagai sumber yang isinya dapat ditemukan online atau dari sumber lain, bukan hanya sepengetahuan guru.
- Sanjaya: belajar melalui pembuatan hubungan antara teori belajar dan keadaan kehidupan nyata.
Dipenjelasan di atas dapat dipaham bahwa pembelajaran kontekstual pendekatan pendidikan yang mengutamakan penggunaan pengetahuan dan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa harus aktif, kritis serta kreatif, siswa mampu memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, penuh semangat , mengasykkan, dan menggunakan berbagai sumber belajar.
Dengan menggunakan paradigma pembelajaran kontekstual, siswa dibimbing dalam mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya melalui pengalaman menemukan makna pada materi yang dipelajarinya. Model ini berupaya membantu siswa dalam memahami tujuan, manfaat, dan status pembelajaran serta cara mencapainya. Penerapan model pembelajaran kontekstual ini kemungkinan besar akan memberikan siswa pengalaman hidup yang nyata dan bermakna, sehingga meningkatkan kemungkinan mereka memahami bagaimana apa yang mereka pelajari di kelas akan diterapkan pada usaha mereka di masa depan. Tujuan penerapan konsep pembelajaran kontekstual ini adalah untuk memberikan siswa pengalaman dan pengetahuan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran melibatkan lebih dari sekedar guru menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
Berdasarkan pembahasan di atas menjelaskan bahwa Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) ) adalah strategi pengajaran yang bertujuan membuat materi akademik yang dipelajari siswa lebih bermakna bagi mereka dengan membuat hubungan antara mata pelajaran dan pengalaman dunia nyata, khususnya dalam konteks sosial, budaya, dan pribadi. dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme (constructivism), bertanya (quetioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assesment). Dengan menggunakan paradigma pembelajaran kontekstual, siswa dibimbing dalam mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya melalui pengalaman menemukan makna pada materi yang dipelajarinya. Jenis pembelajaran ini berfokus pada proses dimana siswa menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan model pembelajaran kontekstual ini kemungkinan besar akan memberikan siswa pengalaman hidup yang nyata dan bermakna, sehingga meningkatkan kemungkinan mereka memahami bagaimana apa yang mereka pelajari di kelas akan diterapkan pada usaha mereka di masa depan.
B. Karakteristik Pembelajaran Kontektual
Karakteristik pembelajaran kontekstual disebutkan sebagai berikut:
1. Kerjasama