Lihat ke Halaman Asli

Umi NurBaity

Penulis serabutan

Literasi Anak Negeri

Diperbarui: 13 November 2020   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi membaca diunduh dari freepik.com 

Menulis dan membaca adalah hal pokok yang harus dikuasai oleh setiap orang. Bisa kita lihat masih ada banyak orang yang tidak bisa membaca dan menulis karena tidak sekolah. Hal ini menyangkut dengan sistem pendidikan yang tidak merata sehingga terjadilah ketertinggalan pendidikan. 

Sangat disayangkan sekali ya pendidikan semacam ini tidak didapatkan secara menyeluruh apalagi di daerah pelosok dan pedalaman yang masih teguh memegang adat. Memang penerimaan kebiasaan baru yang berasal dari luar sulit diterima masyarakat pedalaman tetapi, tak ada salahnya juga jika mereka diberikan hak yang sama. Jika ketertinggalan pendidikan bagi masyarakat terus terjadi lalu, bagaimana nasib masa depan dan cita-cita mereka ? Lalu, bagaimana caranya menumbuhkan minat menulis dan membaca ? Yuk, simak selengkapnya.

Penulis Yang Dikeramatkan

Menulis adalah hal yang dikeramatkan oleh masyarakat Indonesia. Ibarat kata menulis itu seperti ajang terlangka yang kita lakukan bahkan, tak jarang mereka mendapat julukan "kutu buku" atas kebiasaannya itu. Rata-rata mereka yang rajin berkomentar adalah orang-orang yang malas menulis. 

Padahal kan menulis adalah hal yang mudah dan menyenangkan bukan menyeramkan ya. Nah, bagaimana pun juga kita ini takkan lepas dari kegiatan menulis, semalas apa pun dan segenting apa pun kita harus menulis. Perlu diingat menulis itu tidak harus muluk-muluk menggunakan bahasa resmi dan baku atau bahasa gaul lainnya. Semua dibawa santai saja asalkan mudah dibaca dan sopan, itulah poin pentingnya. 

Selama kita menulis kita jangan sombong dan merendahkan mereka yang tidak menulis. Justru kita harus memotivasi mereka untuk menulis, bagaimanapun caranya mereka harus bisa menulis. Entah mau dibilang orang apalah yang penting kita percaya pada diri kita bahwa kita bisa dan mampu menulis lalu ingat tujuan kita menulis itu untuk berbagi ilmu dan informasi kepada pembaca, bukan ajang unjuk gigi di hadapan mata masyarakat.

Minat Menulis Makin Tipis

Kita bisa lihat berapa persen masyarakat yang produktif menulis di sela-sela kesibukan sehari-harinya? Mudah dihitung dengan jari kan ya.  Mayoritas masyarakat menganggap menulis hanya dilakukan oleh orang berpendidikan saja misalnya guru, sarjana, dan penulis pastinya. 

Coba kita bandingkan dengan masyarakat luar negeri yang mempunyai yang rajin menulis bahkan, ada pula keluarga penulis. Mayarakat luar negeri berpendapat bahwa, menulis itu adalah hal yang wajib dilakukan apalagi, menulis itu sama dengan berbagi kebaikan. 

Memang di Indonesia hanya segelintir saja yang gemar menulis karena kurangnya pemahaman dalam presepsi masyarakat mengenai literasi. Di alam bawah sadar mereka sudah ditanamkan kalau bekerja lebih efektif dibandingkan menulis. Tak heran jika minat menulis di Indonesia masih tergolong rendah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline