Lihat ke Halaman Asli

Umi Lasminah

warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

Ratmini Soedjatmoko: Putri yang Melanglangbuwana Seorang Diri

Diperbarui: 20 Oktober 2022   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: buku Ratmini 90 Tahun Mengarungi Samudera Kehidupan

Ratmini Soedjatmoko 15 November 1925- 1 Oktober 2022: Putri yang Melanglangbuwana Seorang Diri


Kisah hidup Ratmini Soedjatmoko maupun Soedjatmoko, bila dibuat film pasti biayanya mahal sekali. Bayangkan berapa budget untuk adegan perjalanan di luar negeri ke berbagai museum dan tempat bersejarah di berbagai kota di dunia. Terutama menyiapkan shooting location yang dapat menggambarkan situasi pada masanya.

Saya tak mengenal langsung Ibu Ratmini Soedjatmoko, hanya membaca dari biografi yang ditulis bersama Putri-putrinya saya mengenalnya. Itu pun baru saya baca Tahun 2021 padahal buku itu terbit 2015. Baru jatahNya. Agak terlambat tapi tak ada kata terlambat untuk memperoleh inspirasi. Ketika akhirnya saya membaca kisah hidup, harapan, pengalaman dan pandangan sebagai mana disampaikan dalam RATMINI 90 TAHUN MENGARUNGI SAMUDRA KEHIDUPAN (disingkat Ratmini, pen.). 

Itulah manfaat terbesar buku, khususnya buku biografi, walaupun pelaku jaman telah meninggalkan dunia fana, buku mampu mewarisi nilai dan falsafah hidup menjadi keabadian terpatri pada buku yang dapat merembes ke nurani siapapun yang membacanya. Tulisan ini sedikit banyak mengambil cuplikan dari buku tersebut yang dari pertanyaan yang disiapan oleh putri Beliau Galuh Wandita, kurasi foto oleh Danya dan Warto yang mengetik transkrip, juga putri beliau Kamala Chandrakirana dan Isna Marifa yang turut menjadi editor. Karena bersifat cuplikan maka tak akan mampu mengambil banyak nilai maupun pelajaran yang begitu luas dari yang dipaparkan dalam buku.

sumber: https://ratminilifeworks.medium.com


Keliling Dunia, Belajar dan Berkarya

Membaca Ratmini kita akan pula mendapat gambaran kehidupan masa kolonial Belanda maupun Jepang. Tentu akan juga ada kisah romance antara Soedjatmoko dan Ratmini. Keduanya menikah 15 Oktober 1957 dengan mas kawinnya sepasang bunga kantil dan sepasang bunga melati (dari emas). (H.66-74).

Tulisan mengedapankan bagaimana istimewanya sejak usia muda Beliau berpindah negara seorang diri dalam penerbangan menuju Belanda 1 Oktober berangkat dari Kemayoran tiba di Belanda 4 Oktober 1953.  Singgah dulu Singapura, Thailand, Vietnam, Pakistan, Mesir, Roma baru kemudian Belanda, alangkah capeknya Bayangkan. Di Belanda Ibu Ratmini belajar 1 tahun IKNO Institut voor Kunstnijverhieds Onderwijs, Institute for Arts & Crafts Educatio) bagian guru gambar di Amsterdam. Selama belajar, saat libur berjalan-jalan ke Perancis. Pulang ke Indonesia tahun 1954 dengan kapal laut Willem Ruys berlayar selama tiga minggu. Di Jakarta mengajar kursus. (H.60-61).

Punya anak umur 2 (Nana)  tahun sudah berangkat lagi luar negeri Amerika Serikat. Dengan pengalaman ketika menjadi istri pejabat yang dengan "keren"-nya, tidak aktif di Dharma Wanita karena alasannya "suami saya bukan pegawai negeri". (H.123)

Secara nyata menjadi istri Duta Besar Amerika Serikat Ibu Ratmini sudah menunjukkan Ratmini maestra lukis pun pencipta motif batik bukanlah perempuan layaknya istri pejabat umumnya pada masanya maupun masakini. Sebagai istri pejabat yang justru belajar di negeri dimana beliau tinggal. Di Amerika Serikat saat suaminya menjadi Dubes belajar melukis di Corcoran School of Arts. Juga belajar perhiasan perak dan emas pada Denyse Touchette.  Di Jepang belajar melukis gaya Jepang dan merangkai bunga khas Jepang manakala Soedjatmoko menjadi rector Universitas Perserikatan Bangsa-bangsa di Tokyo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline