Lihat ke Halaman Asli

Umi Lasminah

warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

Tidak Pernah Sama

Diperbarui: 26 Maret 2022   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

by @umilasminah

Tidak Pernah SamaSetiap hari kita tidak pernah sama. Keseluruhan kemanusiaan kita pasti berubah. Sedikit atau banyak. Semua terjadi berkat pengalamaman.
Raga dan organ menjadi alat pengantar persepsi dan kesan. Pertemuanku denganmu membangun keseluruhan kesan, pandangan lalu membentuk suatu formulasi yang sama sekali berbeda. Rata-rata dipenuhi rasa, sehingga hampir mememuhi nurani dan jiwa. Apabila pertemuan pertama tak menimbulkan kesan ia tidak dapat mengarahkan, menjadi acuan.

Namun kesan pertama jumpamu mengantarkanku pada tempat-tempat yang diberi nama harapan, cita-cita dan mimpi. Tapi apadaya manusia berencana Hyang Diatas penentu. Rencana dan harapan masih terbatas pada tulisan dan doa, belum lagi bermakna kebajikan, sebelum mewujud. Hari-hari ini kutahu kau sedang menjalani harap yang terwujud.
Sedang dalam rengkuh suatu kekuatan yang membuatmu senang. Aku di sini hanya bisa turut senang dan berandai-andai.

Semoga saja kesementaraan yang belum memberiku kebahagiaan bersamamu dapat berakhir. Dan akan tiba masanya aku mendapatkan makna dari sedikit momen dimana kita pernah pernah saling berbagi. Semoga engkaupun mendapatkan makna dari hadirku dan kiranya masih akan diberiNya lagi waktu kita untuk saling berbagi kembali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline