Orang jatuh cinta berbeda gaya. Berbeda reaksi, berbeda aksi. Tanggal dan waktu kelahiran dan lingkungan pembentukan karakter sejak kecil turut menentukan aksi dan reaksi atas cinta. Cinta romansa atau asmara, ujung-ujungnya ke arah intimasi fisik.
Setiap manusia yang berkah ia akan mendapatkan cinta yang dititipkan untuknya kepada orang lain atau dia mendapatkan cinta dari orang yang dititipkanNya. Menerima dan memberi cinta. Keduanya kita tak bisa memilih. Kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta, dan siapa saja orang yang jatuh cinta pada kita. Baru-baru ini saya jatuh cinta pada seseorang.
Tapi baru-baru ini ada orang yang dari cara komunikasinya terlihat naksir saya. Namun karena saya sudah berkali-kali jatuh cinta dan cukup paham atau gerak-gerik manusia yang dirundung cinta. Maka terhadap seorang yang naksir atau ada peluang memberikan cinta pada saya, sedangkan saya tidak cinta maka sejak awal, saya pun tidak meladeni.
Memberi harapan orang pada cinta adalah hal berbahaya, jika anda tidak punya rasa yang sama atau mengarah kepada cinta. Berbahaya karena akan sangat menyakiti maka ada kata-kata "kamunya sih ngasih harapan"...padahal kamu tidak suka. Ya memberi 'harapan cinta' pada orang yang sesungguhnya kita tak ada perasaan sayang dan cinta, akan membuat orang yang diberi harapan akan tersakiti lebih dalam, lebih lama. Hal ini karena harapan dan cinta adalah satu nafas berjalan dalam pembuktian.
Harapan dan cinta adalah hal yang positif sehingga ketika ternyata merupakan hal yang 'tidak' dalam kenyataan artinya negatif maka 'harapan cinta" menjadi berbahaya, karena rasa tidak bisa dipaksa, apalagi rasa cinta. #selamatharicintainternasional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H