Lihat ke Halaman Asli

Umi Lasminah

warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

Media Mainstream dan Pembodohan Politik Publik

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MEDIA MAINSTREAM DAN PEMBODOHAN POLITIK PUBLIK

Beberapa waktu ini, rakyat terutama yang membaca media massa cetak dan khususnyanya online dibingungkan oleh pemberitaan seputar kemenangan Jokowi-Basuki. Bukan perihal kinerja Jokowi-Basuki ke depan, namun justru pengebirian pengetahuan publik tentang politik dan partai politik.

Belum lagi Jokowi-Basuki dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, statement politisi baik yang senior maupun Junior terus-terusan mengobok-obok partai Pengusung Jokowi dan Basuki.

Diberitakanlah bahwa kemenangana JOKOWI membuahkan hasil yang positif bagi partai G dibanding partai P. Diberitakanlah komentar yang menyebutkan kerugian partai P saat berkoalisi dengan partai G.

Berita-berita tersebut tidak mencerdaskan Rakyat, dan tentu saja TIDAK memberi MANFAAT bagi Penyuntikkan SEMANGAT bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Baru yang harus bekerja keras,bekerja keras dan bekerja.

MEDIA MAINSTREAM JANGAN JADI ALAT DEPOLITISASI RAKYAT

Media mainstream hendaknnya mencoba membuat peran baru yang positif bagi politik dan demokrasi di Indonesia. Demokrasi yang berjalan di DKI Jakarta pada Pilkada lalu seharusnya menjadi amunisi bagi Pemberitaan Positif tentang Peran Rakyat dan Peran Partai Politik. Keduanya tidak bisa ditiadakan satu sama lain. Faktual dan realitasnya partai politik dengan mesinnya yang bekerja dari ranting (kelurahan), anak cabang (kecamatan) hingga pimpinan cabang (walikota) jangan dianggap tidak ada.

Fakta di lapangan, mereka  yang menjadi saksi dari pasangan Cagub-Cawagub yang ditugaskan menjaga SUARA RAKYAT di TPS adalah merek yang mendapat mandat dari Partai Pengusung Cagub-Cawagub. Merekalah yang menjaga suara-suara dan aspirasi saat pesta Demokrasi untuk terus berjalan sesuai peraturan, sesuai peruntukkan (mencari pemimpin buat mereka yang memilih dan mereka yang tidak memilih).

Kiranya media mainstream dapat menjembatani realitas partai politik dan apa yang dilakukan saat pilkada DKI kemarin, dan bukan serta merta meniadakan fakta dan realitas yang ada.

Bahwa rakyat yang tergabung dengan relawan adalah suatu fenomena nyata pilkada DKI, namun sebelum itu pada pemilu dan pilpres, Relawan juga telah bergerak memperjuangkan apa yang dipercaya. Bahwa pada PILKADA DKI 2012 Cagub-Cawagub yang didukung oleh Relawan tersebut menang itu adalah kemenangan DEMOKRASI, kemenangan Kejujuran dan transparansi.

TAK BOLEH LENGAH

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline