Jombang adalah salah satu kabupaten yang terdapat di Jawa Timur. Selain dikenal sebagai kota santri, Jombang terkenal karena adanya industri tahu yang menyebar di tiap daerah. Sebagai contoh industri tahu di Jombang terdapat di dusun Bapang desa Sumbermulyo kecamatan Jogoroto (produksi sejak tahun 2002). Sama seperti industri yang lain limbah cair yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai. Hal ini jika dilakukan secara terus menerus akan merusak lingkungan air dan tanah di daerah tersebut. Banyak industri tahu yang tidak mengolah limbah cair dan cenderung lebih sering membuangnya ke sungai. Hal ini disebabkan antara lain: keterbatasan dana, tidak tersedia teknologi pengolahan limbah untuk industri kecil, pengusaha tidak melihat kemanfaatan pengolahan limbah cair, tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidupnya masih rendah.
Mengingat industri tahu merupakan industri dengan skala kecil, maka membutuhkan instalasi pengolahan limbah dengan perangkat sederhana, biaya operasional murah, dan memiliki nilai ekonomis serta ramah lingkungan. Untuk membantu menangani masalah limbah di dusun tersebut maka maka tim peneliti dari Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (Suci Prihatiningtyas dan Fatikhatun Nikmatus Sholihah) dan Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang (Meriana Wahyu Nugroho) berupaya melakukan sosialisasi kepada pengusaha tahu untuk memanfaatkan limbah cair tahu sebagai biogas.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran hewan dan manusia, limbah domestik (rumah tangga), dan limbah hasil produksi. Kandungan utama dalam biogas adalah gas metana dan karbondioksida.
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut diikuti oleh pengusaha tahu dan remaja karang taruna. Dalam kegiatan tersebut memaparkan macam-macam limbah, kandungan limbah dan bahaya limbah bagi lingkungan, pembuatan biodigester dan pembuatan biogas. Proses pembuatan biogas membutuhkan waktu sekitar 3-4 minggu. Biogas yang dihasilkan dari proses fermentasi dapat digunakan sebagai penganti LPG yang dapat menyalakan kompor untuk memasak.
Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh warga dusun Bapang dapat merasakan manfaatnya. Selain manfaat biogas sebagai penganti LPG tetapi juga dapat menciptakan kepedulian warga dalam menjaga konservasi lingkungan.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kemenristekdikti sebagai sponsor dan LPPM Universitas KH. A. wahab Hasbullah yang telah mensupport dalam program ini. Terimakasih juga diucapkan kepada Bapak Abdul Qodir sebagai Mitra Pengabdian Masyarakat./fns
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H