Lihat ke Halaman Asli

Umi Fadhilah

Mahasiswa

Debat Capres 2024: Memetakan Dinamika Tiga Calon Presiden

Diperbarui: 10 Januari 2024   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Malam Minggu, 7 Januari 2024, menjadi saksi ketegangan tiga calon presiden (capres) dalam debat ketiga mereka. Meski demikian, debat ini lebih dari sekadar penegasan atas warna dan pesan yang mereka usung sejak awal kampanye. Apakah ada yang benar-benar baru? Mari kita selami.

Bagian pertama debat menyoroti pemaparan visi misi, di mana konsistensi pesan dan gaya terus dipertahankan oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Terutama pada Anies, pesan tentang perlunya perubahan dan sikap oposisi dihadirkan dengan penuh tajam, bahkan mengubah kebijakan eksisting menjadi poin penting dalam narasinya.

Anies mencuri perhatian dengan kritik tajam terhadap langkah Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dan Presiden Jokowi sebagai endorser, terutama dalam konteks kebijakan pertahanan dan hubungan internasional. Kementerian Pertahanan yang mengalami peretasan anggaran dan proyek food estate yang dinilai gagal menjadi target kritiknya.

Ganjar, dengan konsistensinya menekankan suara rakyat arus bawah, terus membawa jargon PDI-P sebagai partai wong cilik ke panggung debat. Bahkan, bahasan global dan modern selalu dihubungkan dengan aspirasi masyarakat bawah yang menjadi penerima dampak kebijakan.

Di sisi lain, Prabowo, sebagai pelaku utama di bidang hankam dan politik luar negeri, seharusnya mampu menampilkan keunggulannya dengan lebih menarik. Namun, pilihan katanya terkadang terlalu datar, lebih fokus pada membacakan program tanpa mendalam pada bagaimana dan mengapa di balik kebijakan tersebut.

Pada segmen berikutnya, Anies terus mempertahankan konsistensinya dengan kritikan tajam, terutama kepada Prabowo. Ulti yang dilancarkannya didukung oleh data dan informasi yang dapat dengan mudah diakses melalui Google, seperti kritik terhadap pembelian alutsista bekas.

Debat ini menciptakan dinamika yang menarik, terutama dalam pertarungan konsistensi pesan, kritikan tajam, dan penyampaian program. Meski sesekali terdapat kritik dari Anies terhadap Ganjar, dinamika antara keduanya tetap dalam batas yang lebih lunak.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana dinamika ini akan berlanjut dalam debat-debat berikutnya, dan bagaimana hal ini akan memengaruhi pandangan pemilih, terutama mereka yang masih ragu-ragu dalam menentukan pilihan mereka."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline