Pernahkah anda mendengar istilah generasi Z ? Sesungguhnya ini adalah sebutan bagi generasi yang lahir pada tahun 1995-2014. Salah satu ciri generasi z adalah penggunaan dan penguasaan gadget yang merajalela. Informasi diakses dengan cepat,dunia seakan dalam genggaman. Sepintas mereka mungkin tampak keren,karena dapat menggunakan gadget secara multitasking.
Pengaruh gadget
Gadget memiliki dampak positif dan negative terhadap perkembangan anak dan remaja. Salah satu sisi positifnya,anak dapat mengakses informasi dengan mudah. Anak dapt mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dimana pun dan kapan pun tanpa harus keluar rumah untuk mencari buku. Namun bagi anak-anak sekolah ,banyak dari mereka yang cenderung keasyikan bermain gadget,sehingga membuat mereka enggan melakukan aktifitas lain. Kemampuan social mereka menjadi kurang terasah,sehingga kepekaan terhadap sesama pun berkurang. Mereka lebih suka menyendiri ditemani gadget sebagai sahabat setia. Tak ada canda tawa atau sekedar duduk saling bercerita. Meski kenyataannya mereka berkumpul dan berada di dalam satu ruangan, namun tanpa ada kebersamaan. Tidak ada interaksi,semua sibuk dengan gadget masing-masing.
Dampak Buruk Gadget
Gadget mampu mendekatkan yang jauh menjadi dekat sekaligus menjauhkan yang dekat. Hal ini pun dapat terjadi dalam sebuah keluarga,jika masing-masing sibuk dengan urusan pribadi. Meski anggota keluarga berada di rumah,namun terasa sepi dan kosong. Tidak ada kepedulian dan minat untuk melibatkan diri dalam kegiatan bersama,bertegur sapa pun seadanya saja
Gerakan 18-21
Perkembangan kepribadian seseorang ditentukan oleh kondisi lingkungan keluarganya. Individu akan lebih sehat perkembangan psikologisnya bila berada di lingkungan keluarga yang suportif dan adaptif. Oleh sebab itu ada baiknya apabila orangtua mulai peduli dengan kondisi keluarganya masing-masing,apakah fungsi keluarga sudah diterapkan dengan baik atau hanya manis di permukaan dan pahit di dalam.
Semakin mengkhawatirkan efek gadget terhadap keluarga memunculkan ajakan untuk puasa gadget dan tv selama 3 jam mulai pukul 18 sampai 21 setiap hari,sehingga diharapkan hal tersebut memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih sering dan intens antara anggota keluarga. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama tanpa gadget,serta memungkinkan adanya komunikasi serta interaksi antara orangtua dan anak. Seperti menyiapkan makan malam bersama,mencuci piring atau aktivitas lain seperti menemani anak belajar dan sebagainya. Mari para orangtua, kita mulai puasa gadget sebelum semuanya terlambat jangan biarkan gadget merenggut kecerdasan emosi anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H