Lihat ke Halaman Asli

umi azizah

maba manajemen uin malang

Analisa Permasalahan " Warung Keripik " Ditengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 9 September 2021   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

       Pada saat ini, tepatnya di zaman pandemi covid-19 ekonomi negara bahkan dunia mengalami penurunan, dimana para pembisnis  atau pelaku usaha banyak mengalami dampak negatif akan pemasukan keuangan. Permasalahan yang banyak terjadi yaitu penurunan tingkat penjualan dikarenakan para konsumen yang meminimalisir pengeluarannya. Hal ini adalah pemicu terjadinya persaingan bisnis yang tidak baik dari segi apapun. Di Indonesia sendiri para pembisnis ditekankan atau harus menciptakan ide -- ide kreatifyang mampu menarik daya beli bagi konsumen dengan sehat. Para pengusaha atau pembisnis berinovasi untuk kemajuan perekonomian bangsa dan negara, dan hal ini dijadikan visi oleh mereka.

      Indonesia sendiri saat ini dihadapkan dengan gelombang -- gelombang  permasalahan ekonomi. Karena banyaknya usaha -- usaha yang sangat menurun atau bangkrut ditengah -- tengah masyarakat dikarenakan sangat minimnya konsumen. Banyak dikabarkan oleh awak media dan surat kabar  bahwasannya ekonomi negara indonesia sedang tidak baik, masyarakat sendiri yang telah menyadarinya semenjak pandemi covid-19 memasuki wilayah  kita ini yaitu Indonesia.

      Di daerah lampung, tepatanya daerah lampung tengah -- bangun rejo -- tanjung jaya terdapat sebuah usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bernamana warung keripik. Usaha ini berdiri ditengah pandemi covid-19 berdasarkan kebutuhan konsumen atau masyarakat akan kuliner khas daerah maupun kuliner keringan yang sering dimanfaatkan ketika waktu senggang. Dengan menjual berbagai macam aneka olahan keripik, warung keripik ini memiliki banyak pelanggan khususnya dari daerah bangun rejo, masyarakat luar maupun  masyarakat setempat. Kebutuhan masyarakat khususnya kebutuhan pangan atau dapur sangat membesar dikarenakan pandemi ini banyak larangan pemerintah yang membatasi jarak, tempat, dan ruang gerak seluruh masyarakat di Indonesia. Dan istilah tersebut sekarang dikenal dengan PPKM atau pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Dengan adanya usaha warung keripik atau umkm ini merupakan solusi kreatif dan mudah untuk konsumen saat ini.

      Setelah melakukan sedikit wawancara dan diskusi kecil dengan narasumber yang bernama  aditya nur rohmah yang berperan sebagai  pembisnis atau pemilik usaha warung keripik, saya mendapatkan informasi menarik tentang bisnis ditengah pandemi ini. Mulai dari segala macam permasalahan dan bagaimana melahirkan inovasi baru tentang pemasaran.

      Pokok permasalahan terjadi karena PT Besar  (pusat) atau toko -- toko besar tidak dapat mengirimkan bahan -- bahan pokok berupa bahan -- bahan dasar dalam pembuatan keripik dan aneka olahan keringan  ke pasar besar di daerah lampung tengah, karena terjadinya (PPKM) pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang mengurangi akses jalanan keluar daerah. Hal tersebut mengakibatkan kekosongan stok kebutuhan pokok dalam pembuatan keripik atau olahan keringan ini. Dampaknya dari hal tersebut yakni tidak dapat melakukan transaksi jual beli dan tidak mendapatakn pemasukan keuangan.

      Selama adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakatn (PPKM) usaha mikro kecil menengah milik mba aditya nur rohmah ini harus  ditutup dan tidak mendapatkan pemasukan. Pemilik usaha atau pembisnis warung keripik  ini yaitu mba aditya nur rohmah beliau berkata " banyak para konsumen atau pembeli yang membeli aneka olahan atau jajanan keringan di warung ini, karena harga yang sesuai dengan kualitas barang yang didapat. Tetapi kita tidak dapat melakukan penjualan ini dikarenakan stok bahan baku pokok yang menipis bahkan hampir habis, untuk menjual satu, dua atau tiga macam olahan (jajanan) saja bisa, tetapi hal itu mempengaruhi daya tarik masyarakat untuk membeli di warung ini kedepannya ". Dari pemaparan narasumber tersebut dapat kita ketahui bahwa usaha warung keripik tersebut terhenti untuk sementara waktu dan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat  (PPKM) ini, hingga pemasok barang baku pokok dapat mengirimkan stok terbaru lagi.

      Akibat hal -- hal tersebut yang telah dijelaskan diatas, strategi yang harusnya merangsang dan mensukseskan kemajuan bisnis atau usaha terpaksa harus  menurun akibat pemasok barang  baku pokok yang merupakan bahan dasar dalam pembuatan keripik yang terhenti. Sedikit saran dari saya pribadi bahwasannya pelaku usaha warung keripik ini harus menyiapkan banyak relasi pemasok bahan baku pokok yang siap mensupply kebutuhan (bahan) pokok sehingga tidak terjadi terhentinya usaha bisnis ini (umkm). Sebelum melakukan kerjasama dan kesepakatan terhadap pemasok atau PT manapun, terlebih dahulu harus melakukan bebagai riset terhadap pemasok itu sendiri. Hal tersebut merupakan langkah awal bagi pembisnis atau pelaku usaha dalam menjalankan usahanya.  Setelah mendapatkan banyak data dan keterangan dengn pemasok itu sendiri, pelaku bisnis (pembisnis) ataupun pelaku usaha (pengusaha) dapat dan mampu menyaring dan mengelompokan pemasok utama dan pemasok tambahan. Sehingga apabila terjadi masalah -- masalah seperti ini palaku bisnis atau usaha memiliki opsi pemasok lainnya dan dapat menjalankan usaha bisnisnya dengan baik dan lancar. Jadi, tidak hanyak satu atau dua pemasok saja, tetapi lebih. Strategi pemasaran yang diterapkan sudah cukup bagus, akan tetapi lebih bagus lagi dengan menggunakan pemasaran lewat teknologi seperti iklan dan promosi melalui berbagai media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline