Lihat ke Halaman Asli

Umi Setyowati

Ibu rumah tangga

"Asa yang Tersisa " ( 8)

Diperbarui: 22 Maret 2016   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

#tantangan100harimenulisnovelFC

No.84. Umi Setyowati. 

Bab.II 

8 /

Sesama perempuan, meskipun masih gadis kecil, kalau sudah kenal dan cocok, tak kalah serunya dengan orang dewasa bila sedang ngobrol, sedikit ngegosip ala anak -anak. 

Seperti malam itu aku dan mbak Ipung di kamar.Tadinya aku sudah mulai merasa ngantuk, tapi mbak Ipung nyerocos terus, jadi hilang kantukku. 

"Yowa, kamu akan mendaftar masuk SMP di Surabayakah?  tanya mbak Ipung, sambil memeluk guling, beringsut menghadap ke arahku. Akupun berbuat hal yang sama menghadapnya. Kami dekat sekali beradu pandang. 

"Gak mbak Ipung, belum boleh sama ibuku, ini cuma diberi ijin menghabiskan masa liburan saja. Nanti kalau sudah mendekati masuk sekolah, Pak Lek Sum musti mengantarku pulang ke Banyuwangi "

"Kenapa kok gak boleh?  di sini kan sekolahannya tentu lebih maju, dari pada di desamu"

"Emmm. . . atau mungkin Yow, takutnya bu Lek, kamu akan dihajjar oleh ibu tirimu, hahaha "lanjut mbak Ipung menggodaku. 

"Apa iya sih mbak, ya ga semua ibu tiri itu jahat ah, kalau kita ga berbuat salah, masa akan dihajar, disiksa seperti dalam dongeng itu, itu kan cuma cerita dalam dongeng " tukasku membantah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline