Di dalam masyarakat kita, mempunyai anak laki - laki masih dianggap sebuah pencapaian dan tidak sedikit juga pasangan suami istri yang berharap dikaruniai anak pertama laki - laki karena budaya dan kepercayaan yang sudah melekat turun temurun bahwa anak laki - laki lah nantinya yang diharapkan dapat mengangkat harkat dan martabat keluarga karena anak laki - laki inilah yang akan meneruskan jalur keturunan.
Di budaya timur atau mugkin juga di belahan dunia lain, jalur keturunan atau trah masih dipegang oleh anak laki - laki sehingga bukan hal yang aneh dan mengherankan bila dalam suatu keluarga menghendaki untuk memiliki paling tidak satu anak laki - laki sebagai penerus.
Tidak hanya dalam sosial budaya masyarakat, dalam agama pun juga disebutkan bahwa laki - laki memang diciptakan khusus untuk memikul peran sebagai sosok pemimpin dan pelindung sehingga karena tanggung jawab yang melekat pada dirinya itulah maka dalam beberapa hal laki - laki mempunyai sisi superioritas dan juga keistimewaan yang terkadang bagi sebagian orang dianggap sebagai ketidak adilan.
Padahal bila dilihat secara bijak itu memang atribut atau perangkat yang melekat dan diberikan kepada kaum laki - laki untuk menunjang marwah dan fungsi nya sebagai pemimpin dan pelindung tadi, sehingga sebenarnya perdebatan maupun bias gender laki - laki dan perempuan itu seharusnya sudah tidak ada karena memang keduanya sudah berbeda secara alamiah sifat penciptaan nya, begitu juga perangkat yang melekat juga pasti berbeda karena memang tujuan nya untuk bekerja sama, berkolaborasi, bukan untuk kompetisi.
Oke, sekarang sudah clear permasalah laki - laki dan perempuan. Yang menarik ingin saya bahas di sini adalah image anak pertama dalam keluarga yang sebagian besar orang masih menginginkan agar anak pertama nya laki - laki.
Yah, bisa dipahami bila mengacu pada ualsan di atas bahwa anak pertama laki - laki diharapkan selain sebagai penerus jalur keturunan, juga diharapkan bisa menjadi sosok pemimpin dan pelindung bagi adik - adik nya kelak (bila nantinya dia punya adik).
Tidak ada yang salah dengan itu semua, karena toh pengharapan ornag tua adalah pastinya pengharapan yang baik dan untuk tujuan - tujuan kebaikan juga bagi keluarga dan utamanya si anak itu sendiri.
Namun, bagaimana bila ternyata yang lahir sebagai anak pertama adalah anak perempuan? apakah anak perempuan tidak bisa menjadi kebanggan keluarga? eits jangan salah, menjadi anak perempuan apalagi anak sulung itu juga tidak bisa dikatakan mudah loh.
Mungkin kalau sebagian besar orang melihat anak laki - laki sebagai anak sulung dan bisa memainkan peranannya dengan baik di dalam keluarga adalah suatu hal yang hebat dan patut mendapat apreisasi, pun juga sama halnya dengan anak perempuan, tidak sedikit juga loh dari mereka yang secara sadar penuh melakukan peran nya sebagai anak pertama yang juga tidak kalah hebatnya dengan anak laki - laki. Berikut 3 hal yang mungkin hanya bisa dirasakan bagi mereka yang menjadi anak perempuan pertama dalam keluarga :
1. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar kepada keluarga, sama hal nya seperti laki - laki
Mungkin banyak orang yang masih berpendapat menjadi anak perempuan dalam keluarga itu enak karena hidupnya aman dan nyaman, tidak ada tuntutan ini itu apalagi memikul tanggung jawab secara pribadi kepada keluarga, well mungkin ada benarnya juga bila yang bersangkutan bukan anak sulung atau memang dianugerahi hidup dalam keluarga yang serba berkecukupan.
Namun, saat menjadi anak pertama perempuan dalam keluarga yang bisa dikatakan cukup bahkan kurang, biasanya anak perempuan lebih bisa merasakan empati terhadap kondisi dan apa yang dialami keluarganya sehingga dari situlah muncul inisiatif dan niatan untuk berjuang membantu kehidupan keluarga ke arah yang lebih baik.