Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Membungkam Nada

Diperbarui: 15 September 2018   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mikko.com

Aku berbisik pada mentari
namun sengat panas kudapatkan

Aku berceloteh pada purnama
namun dingin ia hantarkan

Aku berteriak di antara gelap
namun senyap adalah jawaban

Aku pergi ke laut
ombak menolakku mentah-mentah sebelum kuberujar

Lantas, jauh menuju jurang
Jatuh suaraku menggema sedalam telinga
Nyaring ... menghentak batin
Meski kututup rapat-rapat seluruh aku

Kemana lagi hendak kubuang?
Suara sumbang yang masih saja tertahan
Telinga mereka tuli !
atau ... aku yang lirih?
Sekalipun terdengar kata, mulut mereka membisu
Mata nanarnya mencibir dongengku

Hingga detik itu ...
Nada-nada terkemas rapi di balik bibir
Sesekali,
kubenamkan dalam bendung ampunan
Agar mengalir pada Sang Pendengar.


Aha DM
Magelang, 15 September 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline