Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Membuang Tangis

Diperbarui: 13 September 2018   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wallhere.com

Penggalan sekisah suram menghuni di balik kelopak
menghentak mata
pacu keluar air dari bendung kepedihan
tumpah
merambah di antara keakuan

Namun,
kenangan masih saja menggenang
mengendap dalam layar hitam
lukiskan siluet warna darah
tutup rapat kesucian

Lambat laun
tetes demi tetes nafsu membeku
berjajar bersama luka
sedang kebebasan tumbuh subur
membayang dalam impian

Lakon-lakon bisu mulai bertebar
memerdekakan sunyi  yang  hendak mati
ribuan diksi terhenti selepas tragedi
satu, dua, tiga waktu
tiada usai untuk cukup

Lantas, untuk apa air mata ini?
jauh sudah menganak sungai
bermuara pada kesia-siaan
untuk apa tangis ini?
jika punah arti peduli.


Aha DM
Magelang, 13 September 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline