Lihat ke Halaman Asli

UMI KULSUM

GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Menguak Tradisi Napak Tilas, Baritan di Desa Makin Semarak

Diperbarui: 18 Juli 2024   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iustrasi tapak kaki  (Dok.Pri) 

Tanggal 17 Juli 2024 tepatnya Hari Rabu di lapangan diadakan tayuban atau baritan di Desa Clapar Kebumen.

Baritan sendiri adalah suatu tradisi lama, ada yang mengatakan euforia yang dilakukan secara turun-temurun.

Kegiatan ini untuk menyambut datangnya bulan Muharram atau dalam istilah Jawa disebut bulan Suro.

Berdasarkan dari beberapa sumber yang dikutip, Baritan disebut juga upacara adat yang dilakukan setiap bulan Suro di suatu daerah.

Acara kenduri di plataran lingkungan masing-masing dilakukan di pagi harinya. Setiap keluarga mengirimkan sebungkus makanan yang siap untuk disajikan bersama di satu tempat.

Setelah itu dilanjutkan tayuban atau baritan agenda menari di atas panggung bersama penari lengger yang diundang oleh panitia. Kegiatan ini berjalan lancar hingga malam.

Tradisi ini banyak manfaatnya bagi masyarakat Desa Clapar khususnya. Manfaatnya yaitu menciptakan rasa persaudaraan,kebahagiaan dan rasa persatuan. Dari agenda itu kerukunan antar warga akan terlihat saat momen berjalan baik.

 Kepala Desa Clapar mengatakan bahwa Baritan atau Marungan atau Tayuban merupakan adat tradisi dilakukan setiap tahun.

Menurut sesepuh baritan disebut juga sedekah bumi, dimana sedekah bumi merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan hasil panen yang didapat warga.

Baritan dilakukan setelah melaksanakan kegiatan Lubaran di desa sesuai dengan adat yang berlaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline