Lihat ke Halaman Asli

UMI KULSUM

GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Menahan Gejolak Mengayuh Kayuh

Diperbarui: 14 Mei 2024   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Umi Kulsum
Dalam jiwa teringat sepeda
Serangan lirihmu tak pedulikan lagi
Angin menyentuh tulang pada dinginya malam
Cahaya merambat pada gelombang pekat 

Tercipta aura semu membisu
Dalam lorongnya kalbu
Jalur sepeda masih terus dicoba
Sempitnya haluan tak menyurutkan semangat
Biarkan gemuruh menyambar seolah tak sabar
Menanti gejolak yang hendak meledak

Tetap bertahan dan berjuang bersama mengayuh
Ingin kukayuh sepeda baru itu tapi jalan berkumuh
Tersender di dinding biru
Berdiam terpaku menanti jalur teratur
Menahan gejolak dari segala kultur

Hembusan angin menitipkan salam
Kerinduan yang menumpuk demam
Tetap bertahan dalam gejolakku
Semakin lama semakin membiru
Bertahan dalam keheningan semu
Kebumen, 14 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline