Oleh: Umi Kulsum
Di sebuah rumah usang nan renta
Seorang wanita menghitung hari
Mata terlelap dimakan lelahnya jiwa
Merebah dan bertanya pada dinginya angin malam
Menanti beker bernyanyi membangunkan setiap pagi
Dialah mertuaku layaknya ibuku
Kasihmu ibarat embun pagi yang setia menetes
Cintamu bagaikan bunga di taman indah
Kehadiranmu yang kunanti tak dapat terganti oleh kumbang