Lihat ke Halaman Asli

UMI KULSUM

GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Getir dalam Bisu

Diperbarui: 5 Mei 2024   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana gelap gulita nan bisu (Pengtree.com)

Oleh: Umi Kulsum

Langit gelap berpayung awan,
Hujan akan turun berkejaran,
Gelap gulita suasana,
di jalanan nan luas basah kuyup tanpa rupa.

Menelisik kehidupan yang ada,
menghampiri ribuan masalah menimpa,
Tegar menjelma meraup segala asa,
Hempaskan kesedihan yang melekat erat.

Tak terasa hati kosong menyoroti ruang,
Terbayang semu meniti rindu,
Bayangan seberkas cahaya menghampiri,
Pagi kubuka mata sendu menyusup kalbu,
Menahan rintih dan perih membeku,
Hapuskan air mata memandang pesonamu,
Menanti jawab dalam do'a bisu,
Teruslah melangkah pasti akan dilalui.

Aku di sini mencuri waktu,
Udara pekat oleh hujan lebat,
Jalan gelap tiada tara kutemukan getir,
dalam lautan biru yang menderu haru.

Kita saksikan bersama kala itu,
Begitu duka menghampiri dalam luka,
Mencoba terima apa yang ada,
takdir mampir bertahta dalam relung jiwa.

Aku mencoba bangkit dalam lamunan kabut,
Mengingat masa silam yang terulang,
Ku abadikan dalam sanubari hidup terkenang ,
Melintas bayangan cerah dalam angan terdalam.

Kebumen, 5 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline