Lihat ke Halaman Asli

Umi Rosidania

Mahasiswa

Aksi Nyata Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia - Topik 1

Diperbarui: 3 Februari 2024   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Refleksi pembelajaran ini menggunakan alur MERDEKA seperti dalam proses pembelajaran, berikut hasil refleksi pengantar perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan di Indonesia.

1. Mulai Dari Diri

Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?

Sebelum memulai pembelajaran sosiokultural ini, saya memikirkan seperti apa pembahasan pembelajaran mengenai mata kuliah perspektif sosiokultural dalam pendidikan itu, karena saya baru mendengar mengenai topik ini. Setelah saya memahami teori sosiokultural, bahwasannya topik ini sangat penting untuk diterapkan dalam pendidikan. Karena sebagai seorang pendidik harus memliki strategi yang efektif dalam menangani permasalahan pada faktor-faktor sosiokultural dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang pendidik diharapkan mampu menangani peserta didik yang memiliki perbedaan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Untuk membentuk karakter peserta didik dengan selalu menanamkan ahklak yang baik atau berperilaku sesuai dengan nilai norma terhadap lingkungan sekitar. Dan mencegah adanya karakter peserta didik yang menyimpang sehingga berdampak buruk terhadap orang lain.

2. Eksplorasi Konsep

Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?

Dalam teori sosiokultural ini, hal yang dapat saya pelajari dalam topik ini adanya faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi dan menghambat keberlangsungan pendidikan di Indonesia dari zaman pra kemerdekaan hingga saat ini. Pendidikan pada masa pemerintahan zaman kolonial Belanda dan Jepang ini terbatas semata-mata untuk calon pegawai dan rakyat pribumi yang membantu bisnis bangsa kolonial Belanda, Jepang menggunakan propaganda untuk menarik simpati rakyat. Ki Hajar Dewantara merupakan tokok pendidikan yang ingin memerdekakan pendidikan dengan membebesakan rakyat dari kebodohan, dan mendirikan sekolah taman siswa untuk memberikan rakyat bebas dalam berpendidikan. Pendidikan di Indonesia berkembang hingga saat ini, yang dapat diteladani dari Ki Hajar Dewantara yakni dalam pelaksanaan proses pembelajaran merdeka belajar secara merata diseluruh wilayah Indonesia. Karena dengan menerapkan teori sosiokultural dalam pendidikan dapat membantu pendidik memahami latar belakang, karakteristik peserta didik, dan mengenali peserta didik lebih dalam mengenai keberagaman sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajaran ini pendidik diharapkan mampu meksanakan pembelajaran dengan efektif dalam membentuk karakter peserta didik melalui nilai-nilai karakter profil pancasila serta mampu berkembang memanfaat sarana teknologi pendidikan untuk menambah wawasan mengenai pembelajaran.

3. Ruang Kolaborasi

Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?

Dalam ruang kolaborasi ini, saya bersama rekan-rekan saya mempelajari dan memahami tentang perkembangan pendidikan Indonesia sesudah kemerdekaan. Kami dapat menganalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan di wilayah Indonesia daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), pada wilayah tersebut memiliki kondisi latar belakang sosial, budaya, ekonomi dan politik yang berbeda karena daerah kurang berkembang dibandingkan pendidikan yang ada di kota. Melalui program pemerintah dengan komunitas Gerakan Indonesia Mengajar mengerahkan tugas pengabdian selama satu tahun lamanya kepada guru pengajar muda untuk dapat memberikan motivasi, memfasilitasi, dan menumbuhkan rasa semangat dan percaya diri anak-anak bangsa. Mulai dari akademik serta minat dan potensi yang dimiliki dengan terus dikembangkan. Dalam hal ini pentingnya pemerataan pendidikan Indonesia yang diselenggarakan pemerintah untuk terus dikembangkan dan disebarluaskan di seluruh wilayah Indonesia daerah 3T.

4. Demontrasi Konstektual

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline