Lihat ke Halaman Asli

UM Bandung

Universitas Muhammadiyah Bandung

Ketua BPH UM Bandung: Empat Sifat Nabi Harus Jadi Panduan Mengelola Kampus Muhammadiyah

Diperbarui: 2 Maret 2024   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Promosi dan PMB UM Bandung.

Bandung - Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UM Bandung Dadang Kahmad menekankan kepada pimpinan kampus yang berada di bawah Muhammadiyah untuk menjadi empat sifat Nabi SAW sebagai panduan dalam mengelola organisasi.

Sifat-sifat Nabi SAW yang empat ini sejatinya bisa menjadi panduan bagi para pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) atau Aamal Usaha Muhammadiyah (AUM).

Dadang menyampaikan hal tersebut dalam sambutan saat pelantikan tiga Wakil Rektor UM Bandung yang berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga kampus ini pada Selasa lalu.

Pertama, sidik atau jujur. Andai pimpinan PTMA atau AUM tidak jujur, kata Dadang, lembaga itu sudah lama ambruk. Saat ada PTMA atau AUM di Indonesia tidak berjalan dengan baik itu karena pengelolaanya tidak jujur.

Kedua, amanah atau dapat dipercaya. Dadang menilai amanah ini merupakan sifat Nabi SAW yang harus diperhatikan dan dipahami dengan baik oleh pimpinan AUM atau kampus Muhammadiyah.

Pemimpin kampus Muhammadiyah yang punya sifat amanah, dia akan bekerja sepenuh hati. Dia tidak akan pernah mengenyampingkan tugas apa pun yang diberikan.

"Ketiga, fatanah atau kreativitas. Pimpinan kampus atau AUM Muhammadiyah yang fatanah akan selalu memikirkan segala hal yang akan dilakukan ke depan. Dia akan terus membangun jejaring untuk menghadapi berbagai tantangan agar bisa dilalui," ungkapnya.

Jejaring merupakan perkara yang sangat penting. PTMA yang berjumlah 172 itu, ucap Dadang, punya banyak keuntungan karena mereka saling berjejaring satu sama lain.

"Oleh karena itu, UM Bandung harus banyak menjalin hubungan baik dengan PTMA yang sudah lebih dulu maju. Tujuannya agar bisa mengambil pelajaran dan contoh kepada mereka," ungkap eks Ketua PWM Jawa Barat ini.

Keempat, tablig atau cakap dalam berkomunikasi. Satu kampus Muhammadiyah ataupun AUM itu tidak bisa hidup dan berjalan sendiri. Namun, harus ditopang dengan komunikasi dan kolaborasi yang terjalin baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline