Lihat ke Halaman Asli

UM Bandung

Universitas Muhammadiyah Bandung

Atasi Masalah Sampah di Bandung Raya, Ini Solusi dari Peneliti UM Bandung

Diperbarui: 3 September 2023   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Promosi dan PMB UM Bandung.***

Bandung -- Bencana kebakaran TPA Sarimukti sejak 19 Agustus 2023 yang lalu mengakibatkan penumpukan sampah di Bandung Raya karena ditutupnya TPA Sarimukti. Sampah di berbagai titik TPS di Bandung Raya mengalami penumpukan karena tidak terangkut ke TPA.

Saat ini Bandung Raya berstatus darurat sampah hingga 24 September mendatang, ditetapkan melalui keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 658/Kep.579-DLH/2023 tentang Penetapan Status Darurat Sampah Bandung Raya.

Aparat setempat menghimbau warga Bandung Raya untuk mengelola sampah dari rumah sehingga tidak menumpuk dan menimbulkan bau yang mengganggu. Warga Bandung Raya dihimbau untuk mengompos sampah organik dan menjadi nasabah bank sampah dan melakukan upaya KANGPISMAN (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan).

Kebakaran TPA Sarimukti menimbulkan dampak pada warga sekitar TPA. Sebagian warga mengalami gangguan kesehatan seperti sakit tenggorokan, sesak napas, dan iritasi mata. 

Selain itu, perlu diwaspadai dan diantisipasi terjadinya ledakan gunung sampah karena terakumulasinya gas metan hasil dekomposisi sampah oleh bakteri anaerob pada gunungan sampah di TPA Sarimukti.

Sampah organik menempati jumlah yang paling dominan di antara semua jenis sampah. Sampah organik yang tercampur dengan sampah anorganik akan menimbulkan berbagai permasalahan, seperti bau busuk yang menusuk dan gas metan yang bersifat panas (mudah terbakar).

Jika penanganan sampah organik sudah tuntas di rumah atau komunitas masyarakat, setidaknya 50 persen permasalahan sampah berhasil ditangani. Selain itu, sampah anorganik akan lebih mudah dimanfaatkan dan diolah kembali. Penumpukan dan bau sampah tidak akan terjadi.

Program Studi Bioteknologi, Program Studi Agribisnis, Program Studi Teknik Industri, dan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) telah memiliki pengalaman penelitian dan penerapan hasil penelitian melalui kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan sampah khususnya sampah organik.

Oleh karena itu, Universitas Muhammadiyah Bandung yang selama ini telah mengembangkan teknologi pengolahan sampah terpanggil untuk menghadirkan solusi di tengah darurat sampah ini.

Teknologi yang diusulkan untuk pengolahan sampah organik adalah biokonversi menggunakan magot Black Soldier Fly (BSF - lalat hitam). Selain cepat mengurai sampah, magot yang merupakan output dari proses ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk ternak. Selain itu, residunya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pendekatan yang dilakukan adalah berbasis komunitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline