Tradisi khas Idul fitri khusus para santri yaitu mudik atau pulang ke kampung halaman. Para santri yang menimba ilmu di pondok pesantren di kota besar atau luar daerah yang jauh dari orangtua, juga melakukan tradisi ini.
Tujuannya adalah satu, melepas rindu sekaligus menyambung kembali silaturahim yang terjeda oleh jarak. Momentum lebaran menjadi momentum yang penting dan paling ditunggu oleh para santri. Berkumpul dengan keluarga dimana semua orang saling memaafkan untuk menuju hal yang baik.
Meski sejatinya saling memaafkan bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun namun tetap hari raya Idul Fitri yang paling ditunggu-tunggu. Momen ini juga merupakan hari kemenangan. Kemenangan yang dicapai karena berhasil menahan hawa nafsu melalui puasa serta tantangan di Bulan Ramadhan.
Idul Fitri yang dirayakan dengan penuh suka cita bersama keluarga serta harapan doa panjang umur agar bisa tetap bertemu dengan keluarga tersayang di lebaran tahun selanjutnya.
Namun, tidak semua orang melakukan tradisi mudik lebaran. Sebuah laku tirakat bagi santri yang memilih tidak pulang ke rumah saat libur Lebaran yaitu memilih mukim di pondok saat hari raya Idul Fitri. Mukim artinya tinggal di pondok saat hari raya Idul Fitri. Tidak ada harapan bagi santri, selain berkhidmah untuk mendapat berkah dan ridho dari para guru, Pak Kyai dan Bu Nyai.
Salah satunya, khidmah di pondok Beyt Tahfidz An-Nafisah yang berlokasi di Jalan Ali-Maksum No. 378 Krapyak Yogyakarta. Pondok Beyt Tahfidz An-Nafisah atau yang biasa dikenal dengan Komplek BETA adalah pondok tahfidz yang diasuh langsung oleh Ibunda Nyai Durroh Nafisah Ali putri Allahuyarham Simbah Kyai Ali Maksum sekaligus cucu Allahuyarham Simbah Kyai Munawwir. Disini santri bisa berkhidmah dengan mukim berlebaran di Pondok.
Roihatul Jannah, salah satunya. Santri asal Cirebon Jawa Barat itu, sudah menyantri di Beyt Tahfidz An-Nafisah (BETA) Krapyak Yogyakarta selama 3 tahun. "Saya mulai nyantri dibeta tahun 2021 bulan apa ya lupa kalau tidak salah bulan agustus, karena tidak lama saya di BETA terus saya mengikuti upacara dan lomba 17 agustusan itu seingat saya," ucapnya, kamis (18/4).
Tahun ini adalah kedua kalinya ia memutuskan untuk tidak mudik Lebaran. Ia bersama santri lainnya memilih menghabiskan waktunya di pesantren.
"Saya lebaran dipondok sudah 2 kali ini, tahun 2023 dan 2024. Tahun 2023 pertama kali lebaran dipondok masih beradaptasi belajar dengan suasana lebaran dipondok yang tentunya berbeda dengan suasana lebaran dirumah, lebaran dipondok banyak pelajaran baik menurut saya pribadi, banyak hal yang belum saya tau, belum saya bisa dan belum saya fahami seperti apa siii lebaran dipondok? Ditahun setelahnya tahun 2024 lebaran dipondok yang saya tau, yang saya bisa dan saya fahami dari lebaran sebelumnya saya jadikan pelajaran lebih baik lagi dilebaran tahun 2024 sekarang ini, dan tentunya bertambah pelajaran lagi apa yang saya ambil dari pelajaran di tahun sebelumnya," ujarnya dengan raut yang bahagia.
Ada beberapa alasan kenapa santri memilih mukim. Salah satunya adalah karena kampung halaman yang jauh menyeberangi laut dan sebagainya. Ada juga yang beralasan tidak pulang sebelum pintar atau khatam mengaji sehingga baru pulang saat sudah lulus atau khatam nanti.