Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sungguh memiliki jiwa besar & legowo, caci maki yang diterimanya mulai sebutan presiden sengkuni, presiden terlicik hingga shameonyoudibalas dengan perimtaan maaf yang tulus di penghujung masa jabatannya, satu sikap yang belum tentu semua orang bisa dengan tulus melakukannya.
Tapi masak sih hanya caci maki saja yang bisa kita berikan pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono , dan melupakan semua prestasi beliau memperjuangkan Republik ini untuk mendapatkan tempat terhormat di pergaulan global , apa kata dunia ?
Ini lho , dunia malah memberi pujian tinggi bagi SBY ,dan menganugerahkan beliau denga “World Economic Forum’sGlobal Statesmanship Award” , yuk simak kutipannya,
“..Klaus Schwab, Founder and Executive Chairman of the World Economic Forum, told Yudhoyono – known widely by his initials “SBY” – that the award is “to recognize the many ways in which you have reshaped your country during your two terms as the President of the Republic of Indonesia.” Schwab said: “Many would describe the period of your leadership as Indonesia’s ‘Golden Years’ – a time during which Indonesia’s economic growth has been one of the fastest of the G20 economies.”
Pada laporan weforum 2014-2015 ada dua hal penting yang menunjukan posisi Indonesia , yang pertama tentang kemampuan Indonesia dalam berkompetisi di kancah global yang disarikan oleh weforum dalam bentuk “Global Competitiveness Index” ,kemudian yang ke dua tentang masalah persoalan problem berbisnis di Indonesia , mereka nyebutnya “The most problematic factors for doing business”, hasil survey mereka pada pelaku usaha di 144 negara.
Daripada kita menilai dengan “like and dislike”, mending kita nilai dari hasil olahdata weforum, akan lebih maknyus, karena mereka mengolah data dari (tahun ini) 144 negara, dan hasil olahannya telah banyak digunakan berbagai lembaga di dunia,
“.. the GCI has been used by a growing number of countries and institutions to benchmark national competitiveness. The clear and intuitive structure of the GCI framework is useful for prioritizing policy reforms because it allows each country to identify strengths and weaknesses of its national competitiveness environment and pinpoint those factors most constraining its economic development. More specifically, the GCI provides a platform for dialogue among government, business, and civil society that can serve as a catalyst for productivity-enhancing actions. Over the years, the GCI has proved to be a very useful tool for advancing competitiveness across countries and for brokering strategic public-private collaborations aimed at boosting national competitiveness..”
Mengukur daya saing itu pentiing lho, jangan seperti Timnas U19 kemaren, ukurannya apa sampai euforia selangit, kenyataannya kita harus pulang dengan tragis, prihatin pake sedih lho , mudah-mudahan ke depan ada “PSSI U19 Competitivenes Index” untuk Timnas U19 kesayangan kita.duh kok malah bahas U19
Sedangkan hasil survey weforum pada respondennya pelaku usaha di Indonesia, dihasilkan kesimpulan bahwa masalah korupsi adalah masalah persoalan paling problem, halah, maksudnya hal paling bermasalah, tapi hal itu berlaku hampir di semua negara , untuk level Asean, hanya pelaku usaha di Singapura yang menilai korupsi disana sangat minima, pelaku usaha di Singapura yang pada GCI 2014 menduduki peringkat no 2 terbaik di dunia, justru menempatkan masalah perburuhan sebagai masalah paling utama
Indonesia
Singapura
--
Dalam 10 tahun Pak SBY berhasil membawa Indonesia mencapai peringkat ke 34 dari 144 negara, dan itu keren banget, karena saat beliau tahun 2004 menjadi Presiden , diwarisi peringkat 69.
Kini beliau mewarisi peringkat terbaik yang pernah dicapai Indonesia pada penerusnya Pak Jokowi.
--
Bagaimana dengan Pak Jokowi , semoga beliau dan seluruh anggota kabinetnya mampu mempertahankan posisi ini dan berharap pada Pak Jokowi dan team dapat mencapai peringkat 20 yang saat ini diduduki Malaysia.
Terima kasih Pak SBY.......................... Let’s enjoy a new hope.................... Selamat Bekerja Pak Jokowi
Sumber kompas.com dan weforum.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H