Lihat ke Halaman Asli

Umarul faruq

Mahasiswa

Kebaikan atau Kebodohan

Diperbarui: 14 Desember 2019   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

esi-africa.com

Semilir riang, masyarakat Indonesia terus berpacu dengan ekosistem alam mimpi yang tak berujung nyata, indonesia kaya, indonesia kaya. Seakan-akan hanya akan menjadi semboyan saja,  Bangunkan mereka yang masih pulas dalam tidurnya, sadarkan mereka yang masih lalai akan tugasnya, ajarkan mereka yang masih bucin dalam angan imajinasinya.Dan katakanlah, Indonesia bukanlah Negara kaya, bagaimana bisa indonesia bukan negara kaya, sedangkan kekayaannya melimpah ruah di setiap penjuru bumi pertiwi?

Sampai sekarang masyarakat Indonesia masih saja terjebak dalam statemen yang keliru,  kita masih menganggap bangsa Indonesia ini bangsa yang kaya akan hasil alamnya, padahal realitanya sampai sekarang penduduk Indonesia hanya bisa menjadi buruh di Negaranya sendiri.

Sumber daya alam yang terus tergali, semakin lama semakin habis tanpa adanya penghentian, lalu apakah itu bisa dikatakan kaya?,  oh no no no,  jelas ini adalah sebuah kekeliruan yang harus kita basmi bersama. Kapan kekayaan itu akan menjadi milik Indonesia, apakah cukup dengan selembar kertas bertuliskan sertifikat tanah, padahal di balik itu semua, penduduk Indonesia masih saja meronta, kekayaan yang seharusnya menjadi milik kita, ternyata harus berpindah tangan pada sang penguasa.

Tercatat bahwa, ada lima tambang di Indonesian yang dikuasai negara asing, mirisnya lagi penduduk Indonesia hanya menjadi buruh di negaranya sendiri.

Jika lima tambang di atas terus dikuasai oleh asing, maka kapan Indonesia akan maju? Kapan Indonesia akan kaya?  Sampai kapan penduduk Indonesia terus miskin dan hanya melihat mereka mengeruk hasil bumi tanpa bisa dihentikan.

Bisakah dikatakan ini kebaikan Indonesia? Atau malah kebobolan?,  kalau ini kebaikan maka sungguh Indonesia terlalu baik akan hal tersebut. Namun, jika ini sebuah kebobolan, lalu karena faktor apa Indonesia kebobolan, atau malah kebodohan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline