Lihat ke Halaman Asli

"Water Management" Perkebunan Kelapa Sawit

Diperbarui: 11 Agustus 2016   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: slowtrav.com

Air merupakan hal yang sangat penting bagi tanaman setelah matahari. Dibandingkan pupuk, air lebih penting keberadaannya. Karena sinar matahari tidak dapat di atur pencahayaannya, maka yang dapat dikelola adalah air, pupuk, dll. Oleh karena itu Air menjadi sangat penting sekali untuk dikelola dengan baik, quantitasnya (volume, water level dan water table) dan qualitasnya (pH air,dll). 

Level air di perkebunan sawit di areal rendahan (rawa dan gambut) harus di jaga ketinggiannya. Karena tanaman tidak boleh kekurangan air dan tidak boleh kelebihan air. Kelebihan maupun kekurangan air berdampak buruk bagi perkembangan kelapa sawit bahkan bisa menyebabkan layu permanen atau kematian pada tanaman sawit bahkan kebakaran pada lahan kelapa sawit.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia,Nomor 71 Tahun 2014, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut, bahwa ekosistem gambut memenuhi kriteria kerusakan apabila muka air tanah di lahan gambut lebih dari 0,4 meter dibawah permukaan gambut. Oleh sebab itu pemanfaatan lahan gambut atau rawa untuk perkebunan harus di atur dan dikelola dengan baik dan bijak.

Sumber air di area gambut dan rawa selain dari air hujan juga dari aliran air sungai di sekitarnya. sumber air baik dari hujan maupun aliran sungai yang masuk kedalam area kebun harus dikelola dengan sebaik mungkin di saat musim penghujan maupun musim kemarau. Tentunya agar level air didalam kebun dapat terjaga sehingga kebutuhan tanaman terhadap air tercukupi dan tidak kelebihan. Berikut beberapa cara mengelola sumber daya air :

1. Pembuatan Parit ( Drainage )

Air yang masuk kedalam kebun di tampung dan dialirkan diparit. level air atau ketinggian air diparit biasa di sebut water level. parit dibagi menjadi beberapa type menyesuaikan ukuran dan fungsinya :

a. Parit Sirip atau parit tersier atau parit infield, biasanya ukuran parit ini 1x1 m dengan panjang 300 m.

b. Parit Blok atau parit primer atau parit Collection/transport, biasanya ukuranya (3-4) x (2-2.5) berada mengelilingi blok.

c. Parit utama atau Maindrain, biasanya ukurannya cukup besar (5-12) x (3-6) m mengalir ke arah sungai.

Air di parit sirip akan di alirkan ke parit blok kemudian ke maindrain kemudian di alirkan kesungai.

2. Pembuatan Tanggul ( Boundary )

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline