Lihat ke Halaman Asli

Puan Nayla

Diperbarui: 8 Juni 2023   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo oleh Pixabay : Pexels

Masih teringat bagaimana kalutnya subuh itu
Bagaimana tidak, seorang wanita yang tiada pernah menyangka akan bersalin
Merasakan kulit perut kencang dalamnya tegang
Tulang belulang serempak seperti patah sampai ke rahang
Mulut tak henti bertasbih sambil sesekali meronta sakit yang kepalang

Maafkan, ibunda yang tak dapat berjuang dengan pekikan
Larut malam mulai mengancam namun tiada tambahan bukaan
Tenaga telah habis, denyut jantungmu terasa semakin kempis
Langkah medispun berujung pada operasi yang tiada dapat ibunda tepis

Kami berikan nama Puan Nayla Ramadhani
Begitu pula kata orangtua yang memaknai sepenggal nama adalah doa
Sekiranya disaat bayi menjadi cantik jelita
Besar nantinya ananda menjadi pintar,sukses, dan tak lupa agama

Kami lekatkan nama belakang ananda dengan bulan yang suci
Bulan ramadhan yang hanya datang setahun sekali
Menjadi saksi bagi kami atas nikmat syukur pada rezeki yang diberi
Sekiranya ananda menjadi perempuan yang dapat menjaga sucinya diri

Kami mungkin bukanlah ibunda dan ayah yang sempurna
Mungkin di penghujung usia kami akan renta
Harap-harap kita masih dapat berjumpa
Merasakan pelukan hangat dari ananda yang kami cinta

*08-Juni-2023*

Puisi ini di hadirkan bertepatan dengan hari lahirnya Puan Nayla Ramadhani yang Ke- 5 Tahun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline